Putin berkali-kali mengklaim etnis Rusia yang sekarang tinggal di Ukraina merupakan bagian dari dunia Rusia.
"Saya percaya warga Rusia dan Ukraina merupakan satu bangsa, satu negara, faktanya," ujar Putin, dikutip dari Associated Press.
"Ukraina modern seluruhnya dibuat oleh Rusia, secara spesifik, Bolshevik, komunis Rusia. Proses ini dimulai tak lama setelah revolusi 1917," kata Putin dalam salah satu pidatonya, seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Antropolog di Universitas Harvard, Emily Channell-Justice, menuturkan klaim Putin ini keliru.
"Wilayah timur Ukraina menjadi bagian dari Uni Soviet di 1992. Itu hanyalah sebagian dari wilayah Ukraina kontemporer, dan sisa wilayah Ukraina lainnya terus berperang melawan Uni Soviet hingga 1945," jelasnya kepada Al-Jazeera.
Lihat Juga :![]() WAWANCARA EKSKLUSIF Dubes di RI: Seluruh Anggota Sepakat Ukraina Masuk Uni Eropa |
Pengamat lain juga memiliki penilaian yang mirip.
"Pandangan orang Ukraina dan Rusia merupakan satu negara tidak didukung oleh kesulitan terus-menerus yang dialami nasionalis Ukraina di bagian lain negara itu, bahkan saat periode Soviet," kata ilmuwan politik Rusia, Gulnaz Sharafutdinova.
"Meski warga Ukraina dan Rusia terhubung dari akar Slavic dan kedekatan linguistik, mereka adalah negara yang berbeda, tanpa perlu diragukan," lanjutnya.
Sementara itu, ada peningkatan sentimen terhadap identitas Ukraina sebagai 'diri sendiri' sejak 1991 di negara tersebut, tanpa bayang-bayang 'Malorossiya.' Tak hanya itu, mayoritas warga Ukraina juga mendukung upaya negara itu untuk bergabung ke NATO.
Sebagian besar rakyat Ukraina melihat masa depan mereka sebagai negara berdaulat yang merupakan bagian dari Eropa. Namun, pandangan bahwa Kyiv menjadi ibu kota dari negara lain merupakan hal yang tak terbayangkan bagi warga Rusia.
Sharafutdinova menyebut pandangan 'spesial' Rusia terhadap Ukraina menjadi salah satu faktor Putin memutuskan menyerang negara itu.
"Mengingat Ukraina terlepas dari kontrol Rusia dan menemukan hubungan yang lebih baik dengan Barat dan Amerika Serikat, bagi elite politik Rusia, itu menyebabkan ancaman penempatan pasukan NATO di tempat yang berarti bagi hati dan jiwa warga Rusia," ujar Sharafutdinova.
Tak hanya berkaitan dengan potensi ancaman bila Ukraina benar-benar bergabung dengan NATO, Sharafutdinova juga menyinggung Rusia yang tak bisa memandang Ukraina sebagai negara yang telah dewasa.
(bac)