Adapun pemeriksaan kesehatan juga akan dilakukan terhadap 9 orang WNI tersebut. Rencananya, mereka dipulangkan ke Indonesia pada Minggu (20/3) menggunakan pesawat komersil, dan dijadwalkan tiba di Indonesia sehari setelahnya (21/3).
"Sehingga dari total 165 WNI, yang telah kami upayakan kembali ke Indonesia ada 133 orang," ungkap Judha.
"Namun, dalam upaya evakuasi sudah zero, sudah nol. Dan ada 32 WNI yang memilih tinggal di Ukraina, 9 di antaranya staf esensial dan keluarga dari KBRI Kyiv," ujar Judha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih dalam tempat yang sama, satu dari sembilan WNI itu, Iskandar, mengaku bersyukur dirinya bersama teman-temannya berhasil tiba di zona aman pada Jumat (18/3).
Ia mengungkapkan pabrik tempat kerjanya dibom setelah dirinya evakuasi.
"Kemarin kami pulang dapat kabar, pabrik kami sudah kena bom di belakang, yang sebelumnya tempat kami sembunyi itu sudah kena bom. Jadi Alhamdulillah, terima kasih mungkin sudah ditakdirkan kalau kita keluar, sehingga terhindar dari musibah itu," kata Iskandar.
Iskandar menyebut kondisi Kota Chernihiv memang mengalami kekacauan. Dalam empat hari terakhir, kata Iskandar, akses listrik dan air sudah tidak ada. Ia juga mengaku sangat frustrasi harus bertahan di sana dengan iringan suara bom yang menggelegar di sekitarnya.
Sehingga, Iskandar dan delapan WNI asal Binjai lainnya yang berhasil dievakuasi menyampaikan terima kasih dan menyampaikan permintaan maaf telah membuat was-was bagi keluarga di Indonesia dan juga Kemenlu.
"Selama di Chernihiv memang itu kami benar-benar frustrasi banget, macam mana siang malam bom tidak berhenti-berhenti kan, kami merasa sudah dekat dengan maut lah," ucapnya.