Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim pasukan Rusia gagal menguasai langit Ukraina.
"Rusia telah gagal mendapatkan kendali atas wilayah udara [Ukraina]," demikian pernyataan Kemhan Inggris pada Sabtu (19/3), dikutip dari CNN.
"Angkatan Udara Ukraina dan Pasukan Pertahanan Udara terus mempertahankan wilayah udara Ukraina secara efektif," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemhan Inggris menuturkan, militer Rusia kini mengandalkan senjata jarak jauh (standoff), yang diluncurkan dari wilayah udara Rusia yang relatif aman untuk mengenai target di dalam Ukraina.
"Mendapatkan kendali atas udara merupakan salah satu tujuan utama Rusia dalam hari-hari awal konflik dan kegagalan mereka secara terus-menerus menumpulkan progres operasional mereka secara signifikan," kata badan itu lagi.
Sementara itu, wilayah udara berperan penting dalam kondisi militer suatu negara.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kerap meminta Amerika Serikat dan Barat untuk menerapkan zona larangan terbang di negara itu demi mencegat pergerakan pesawat Rusia agar tak lagi bisa membombardir kota.
Namun, permintaan Zelensky tak dikabulkan oleh NATO, mengingat blok tersebut takut kebijakan ini bakal memperparah konflik di Eropa.
"Kami sepakat bahwa pesawat NATO tidak boleh beroperasi di wilayah udara Ukraina atau pasukan NATO berada di Ukraina," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg sebagaimana dikutip CNN.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengancam NATO berkaitan dengan isu zona larangan terbang ini.
"Setiap gerakan ke arah ini akan kami anggap sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata oleh negara itu," kata Putin dalam pertemuan dengan karyawan Aeroflot, dikutip dari AFP.
Putin juga menekankan bahwa penerapan zona larangan terbang tersebut bakal membawa 'konsekuensi kolosal,' pun bencana untuk Eropa dan dunia.
(pwn/isn)