China Bantah Kirim Bantuan Senjata ke Rusia
Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Minggu (20/3) bahwa negaranya tidak mengirim senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina. Meski begitu dia tak menampik hal seperti itu bisa dilakukan pada masa depan.
Sebelumnya, pada Jumat, Presiden AS Joe Biden mengingatkan Presiden China Xi Jinping dalam sambungan telepon bahwa akan ada 'konsekuensi' jika China menyediakan bantuan ke Rusia saat menginvasi Ukraina.
AFP memberitakan bahwa Duta Besar China Qin Gang yang ditanya soal apakah China mungkin mengirim uang atau senjata ke Rusia mengatakan, "Ada disinformasi tentang China memberi bantuan militer ke Rusia. Kami menolak itu".
Sebaliknya, kata Qin, yang dilakukan China adalah mengirim makanan, obat-obatan, kantong tidur, dan susu formula, bukan senjata dan amunisi ke pihak mana pun.
China dan Rusia yang sama-sama punya rasa membenci AS, enggan mengkritik Rusia atas invasi ke Ukraina. China tetap pada pendiriannya meski banyak desakan dari AS, Inggris, bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy.
Qin yang diwawancarai di acara CBS, 'Face The Nation', mengatakan, pihaknya mempromosikan pembicaraan damai dan mendesak segera gencatan senjata.
Kata dia kecaman publik dan desakan banyak negara di Barat pada Rusia 'tidak membantu'. Qin menyebut yang dibutuhkan 'keberanian' dan 'diplomasi yang baik'.
Kementerian Luar Negeri China sudah mengatakan Barat harus mempertimbangkan masalah keamanan Rusia.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Minggu meminta China mengutuk invasi Rusia.
"Seiring berjalananya waktu, dan saat kekejaman Rusia meningkat, saya pikir semakin sulit dan memalukan secara politis bagi orang-orang, baik secara aktif maupun pasif, memaafkan invasi Putin," kata Johnson.
Mikhailo Podolyak, penasihat utama Presiden Ukraina Zelensky, sudah memohon pada China mengutuk Rusia.
(fea)