Estonia Dukung Ukraina: Putin Tak Boleh Menang Perang
Estonia kembali menggaungkan dukungannya terhadap Ukraina yang masih digempur agresi Rusia selama tiga pekan terakhir.
Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas, menegaskan Rusia harus membayar konsekuensinya atas apa yang telah dilakukan terhadap Ukraina. Ia juga memaparkan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak boleh memenangkan peperangan yang tengah bergulir ini.
Lihat Juga : |
"Kami mencoba melakukan segala cara yang kami bisa untuk mendukung dan membantu Ukraina melawan perang ini. Putin tidak boleh memenangkan perang ini," kata Kallas dalam pidato kenegaraannya pada MInggu (20/3).
Estonia merupakan salah satu anggota Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO). Kallas mengatakan strategi NATO harus fokus mengakhiri perang Rusia vs Ukraina dengan menggunakan "strategi yang cerdas" dari semula bertumpu pada strategi pencegahan menjadi strategi pertahanan.
Kallas juga mendesak seluruh negara anggota NATO meningkatkan kontribusi dan finansial bagi pakta tersebut guna memperkuat pertahanan masing-masing anggota dan aliansi secara keseluruhan.
"Ada beberapa kemampuan yang terlalu mahal untuk beberapa anggota, tetapi jika kita melakukannya bersama-sama di Eropa untuk melindungi wilayah kita, kita akan lebih kuat lagi," ucap Kallas seperti dikutip CNN.
"Negara-negara juga harus bergerak mengisolasi Rusia di semua tingkat politik yang ada dan yang mungkin dilakukan," paparnya menambahkan.
Kallas menilai Rusia tidak memiliki niat untuk berdamai. Untuk itu, ia menegaskan Estonia belum mempertimbangkan mengirim misi penjaga perdamaian ke Ukraina.
"Kami hanya punya pasukan penjaga perdamaian. Tapi, coba Anda lihat yang terjadi di Ukraina, perdamaian tidak kami lihat di sana. Ini adalah perang yang sedang berlangsung, dan saya tidak melihat Rusia memiliki niat melakukan apa pun untuk perdamaian," ucap Kallas.
"Jadi pertama-tama, kita harus mencapai perdamaian, kemudian menjaganya," katanya menambahkan.
Kallas memaparkan dia tak melihat potensi Perang Dunia III pecah di Eropa menyusul invasi Rusia ke Ukraina ini.
Kallas mengatakan Putin memakai narasi kelompok sayap kanan di Eropa dan Amerika Serikat guna melancarkan invasi.
"Dia (Putin) menciptakan tekanan migrasi besar-besaran ke Eropa dan apa yang kita lihat di berbagai negara, kita juga melihat bahwa kelompok ekstrem kanan (Far Right) sekarang mengambil langkah dan tidak membantu pengungsi yang datang dari Ukraina, tambahnya.
"Musuh adalah Rusia dan bukan para pengungsi," kata Kallas.
(rds)