ANALISIS

Mungkinkah Agresi Rusia di Ukraina, Awal dari Akhir Putin?

CNN Indonesia
Jumat, 25 Mar 2022 06:45 WIB
Agresi Rusia di Ukraina disebut bisa menjadi awal dari kejatuhan kekuasaan Presiden Vladimir Putin.
Agresi Rusia di Ukraina bisa membawa kejatuhan Vladimir Putin. (AP/Alexei Nikolsky)
Jakarta, CNN Indonesia --

Agresi Rusia di Ukraina disebut bisa menjadi awal dari kejatuhan kekuasaan Presiden Vladimir Putin. Itu jika invasi masih berlangsung di negara eks Uni Soviet itu.

Rusia melancarkan agresi di Ukraina sejak 24 Februari lalu. Gempuran terus dilontarkan di kota-kota Ukraina hingga genap sebulan.

Moskow disebut mengerahkan hampir seluruh kekuatan militernya untuk menyerang Ukraina. Bila invasi tak menemui titik akhir, ini bisa menjadi faktor yang bisa menggeser Putin dari kursi kekuasaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemungkinan itu (awal kejatuhan Putin) bisa terjadi karena invasi masih berlangsung. Karena, energi besar diperlukan untuk perang, sementara ekonomi dan kebutuhan rakyat akan terganggu karena embargo dan sanksi dari AS dan negara-negara pendukungnya," kata Fahmi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (24/3).

Ia menggambarkan kondisi tersebut seperti reformasi di Indonesia, yang mana rakyat bisa berontak dan energi negara terkuras untuk menyelesaikan berbagai masalah akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Belum lagi sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat semakin membuat kemungkinan itu lebih besar karena kondisi ekonomi anjlok.

Sejak invasi, banyak negara ramai-ramai mengisolasi Moskow dari sistem keuangan global hingga organisasi internasional.

Fahmi mengatakan, Putin akan betul-betul tersungkur jika perang semakin meluas dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terlibat konfrontasi langsung di Ukraina.

"Putin bisa habis karena energi terkuras habis untuk perang," jelas dia.

Faktor lain yang berkontribusi membuat Putin tersungkur, jika ada kudeta militer dalam negeri dan penolakan invasi militer meluas di Rusia.

"Jika hanya penolakan oleh rakyat belum cukup, harus dengan militer atau kekuatan penting dalam negeri yang ambil alih kekuasaan," lanjut dia.

Militer Rusia di Ukraina dilaporkan tak satu komando. Mereka kerap hilang komunikasi dan disebut serampangan menerapkan strategi. Amerika Serikat juga menyebut tentara Moskow kewalahan menghadapi perlawanan sengit pasukan Kyiv.

Ukraina bahkan mengklaim banyak tentara Rusia yang pergi begitu saja meninggalkan kendaraan tank mereka atau rekannya yang hangus terbakar.

Berkaca dari kondisi tersebut, Fahmi menilai kemungkinan ada pembelotan dari kelompok-kelompok militer yang tak suka Putin. Namun, gaya kepemimpinan yang tangan besi membuat pihak yang berencana membelot bakal 'dihabisi'.

Kemungkinan Putin lengser, baca di halaman berikutnya...



Tekanan Internasional Bisa Bikin Putin Terdesak

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER