ANALISIS

Barat Ngambek jika Rusia Ikut G20, RI Harus Bagaimana?

CNN Indonesia
Rabu, 06 Apr 2022 10:11 WIB
Indonesia memutuskan mengundang seluruh negara anggota G20, termasuk Rusia. Keputusan itu membuat sejumlah negara Barat keberatan.
Indonesia disebut tak boleh didikte negara-negara lain. (ANTARA FOTO/LUKAS)

Indonesia harus bisa mengakomodasi aspirasi kepentingan para pihak dalam pertemuan puncak G20, bukan hanya Amerika dan Rusia. Namun, ada negara lain yang punya kepentingan di forum tersebut, demikian menurut anggota DPR Komisi I, Rizki Natakusumah.

Pemerintah, lanjut Riski, harus bisa menyelenggarakan forum ini dengan hati-hati, mengatur agenda secara positif dan meyakinkan negara sahabat banyak isu lain yang dibicarakan selain perang.

"Itu yang saya sayangkan belum terlihat berhasil dari pemerintah Indonesia sebagai host (tuan rumah) G20," ujar Rizki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia kemudian menyentil Kementerian Luar Negeri yang seharusnya bisa lebih proaktif dalam menyuarakan pesan-pesan perdamaian dan menggencarkan diplomasi.

Kekesalan Barat, menurutnya, tak akan terjadi jika ada iktikad baik dari pemerintah selaku tuan rumah terhadap pihak-pihak yang bersengketa.

"Saya harap Kementerian Luar Negeri, pemerintah Indonesia bisa lebih proaktif lagi dalam berdiplomasi menyampaikan pesan iktikad baik bahwa ini serius enggak (menyelesaikan masalah di Ukraina)," ucap Riski.

Senada dengan Hariyadi, pengamat dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Achmad Ubaedillah, mengatakan RI harus menyatakan diri sebagai negara yang tidak bisa didikte karena punya prinsip.

"Sebagai negara non-blok, RI tetap menjadikan presidensinya di G20 untuk berusaha melakukan upaya-upaya mediasi menuju perdamaian antara Rusia dan Ukraina," kata Ubaedillah saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/4).

Namun demikian, RI juga harus bisa meyakinkan AS bahwa pihaknya bisa menginisiasi perdamaian sebagai penengah.

"Toh AS pun menginginkan penghentian perang, artinya tak ada alasan AS dkk tidak mendukung upaya RI dalam forum G20 nanti, sebagai agenda tambahan yang penting, selain agenda economy recovery," ucap dia.

Pemerintah, lanjut dia, juga harus mendorong aktor-aktor non-pemerintah sebagai diplomasi non-formal untuk mengisi perhelatan G20.

"Lakukan pertemuan tokoh LSM dan agama dari negara anggota G20 untuk bertemu dan menyuarakan perdamaian dunia, khususnya seruan damai terhadap konflik Rusia-Ukraina," ucap Ubaedillah.

Indonesia sebagai negara Islam moderat sangat relevan menggelar pertemuan tokoh-tokoh agama dunia yang dilakukan organisasi masyarakat muslim moderat.

Pertemuan puncak G20 akan berlangsung pada November mendatang di Bali. Sejumlah pihak, menyarankan agar pemerintah lebih kencang melakukan diplomasi ke negara yang berkonflik, sebelum agenda itu mulai.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER