Jakarta, CNN Indonesia --
Dunia gempar usai beredar kabar mengenai kekejaman pembunuhan pasukan Rusia di Ukraina. Setidaknya 11 negara kemudian mengusir diplomat Rusia sebagai tanda protes.
Kesebelas negara itu mengusir diplomat tak lama setelah Ukraina melaporkan temuan ratusan jasad bergelimpangan di jalan-jalan kota di sekitar Kyiv.
Pasukan Ukraina dihadapkan pada pemandangan horor itu setelah mereka dapat masuk ke kota-kota tersebut usai tentara Negeri Beruang Merah angkat kaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa negara yang mengusir diplomat Rusia itu:
1. Jerman
Jerman mengusir 40 diplomat Rusia pada Senin (4/4). Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menilai keberadaan diplomat Rusia di negaranya merupakan 'ancaman' bagi pengungsi Ukraina.
2. Prancis
Selain Jerman, Prancis juga mengusir 35 diplomat Rusia pada Senin (4/4).
"Sore ini, Prancis memutuskan untuk mengusir sejumlah personel Rusia dengan status diplomatik yang ditempatkan di Prancis, yang aktivitasnya melanggar kepentingan keamanan kami," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Jerman.
Seorang sumber kementerian kemudian mengonfirmasi bahwa mereka mengusir 35 diplomat Rusia.
3. Italia
Italia mengumumkan pengusiran 30 diplomat Rusia pada Selasa (5/4). Pengusiran ini dilakukan dengan alasan "keamanan nasional."
Setelah itu, Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, menyerukan investigasi independen terkait dugaan pembunuhan warga Ukraina.
"Kejahatan perang harus dihukum. Presiden [Rusia Vladimir] Putin, pihak berwenang, dan militer Rusia harus bertanggung jawab atas tindakan mereka," kata Draghi, seperti dilansir AFP.
4. Spanyol
Pemerintah Spanyol mengusir 25 diplomat Rusia dan staf kedutaan negara itu. Spanyol menilai para diplomat Rusia "merepresentasikan ancaman atas kepentingan negara."
Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, mengatakan bahwa pembunuhan massal di Kota Bucha merupakan sesuatu yang biadab.
Namun, Duta Besar Rusia untuk Spanyol, Yuri Korchagin, masih diizinkan untuk tinggal di negara itu demi membuka peluang dialog.
Daftar berlanjut ke halaman berikutnya >>>
5. Slovenia
Pemerintah Slovenia mengusir 33 diplomat Rusia pada Selasa (5/4). Pengusiran ini dilakukan setelah horor di Kota Bucha mencuat.
Slovenia juga memanggil Duta Besar Rusia untuk negara itu, Branko Rakovec, setelah kabar pembunuhan di Kota Bucha, Ukraina, terkuak.
6. Estonia
Estonia, salah satu negara yang berbatasan dengan Rusia, ikut mengusir 14 konsuler Rusia, Selasa (5/4). Sebanyak tujuh diantaranya memegang status diplomatik.
[Gambas:Photo CNN]
7. Rumania
Kementerian Luar Negeri Rumania mengumumkan pengusiran sepuluh diplomat dari Kedutaan Besar Rusia di Bucharest pada Selasa (5/4).
"Rumania mendeklarasikan sepuluh orang yang bekerja di Kedutaan Rusia di Bucharest sebagai persona non grata di wilayah Rumania karena aktivitas dan aksi mereka bertentangan dengan Konvensi Wina 1961 terkait Hubungan Diplomatik," demikian pernyataan Kemlu Rumania, dikutip Xinhua.
8. Swedia
Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde, mengatakan bahwa negaranya mengusir tiga diplomat Rusia, Selasa (5/4).
Pengusiran ini dilakukan karena diplomat tersebut "melakukan operasi intelijen ilegal di Swedia."
9. Lithuania
Pemerintah Lithuania mengusir Duta Besar Rusia untuk negara itu, Eitvydas Bajarunas, pada Senin (4/4).
Sama seperti negara lain, Lithuania mengusir para diplomat itu setelah situasi Kota Bucha terkuak.
[Gambas:Video CNN]
10. Denmark
Denmark mengusir 15 diplomat Rusia pada Selasa (5/4). Pengusiran ini dilakukan karena pemerintah menilai para diplomat merupakan "anggota intelijen" Moskow.
"Kami mengetahui 15 anggota intelijen yang diusir melakukan spionase di tanah Denmark," kata Menteri Luar Negeri Denmark, Jeppe Kofod.
Namun, pemerintah Denmark tetap ingin menjaga hubungan diplomatik dengan Rusia.
"Denmark tidak ingin memutus hubungan diplomasi dengan Moskow. Duta Besar Rusia [untuk Denmark, Vladimir Barbin] dan sisa staf Kedutaan di Copenhagen tidak termasuk dalam pengusiran ini," tutur Kofod.
11. Latvia
Latvia memerintahkan penutupan dua konsulat Rusia di negaranya, dan mengusir staf konsulat Moskow, Selasa (5/4).
"Keputusan ini diambil sebagai bentuk solidaritas terhadap Ukraina terkait pertarungan mereka melawan agresi militer yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan, pun perang yang dimulai Rusia," demikian pernyataan Kemlu Latvia, sebagaimana dilansir Reuters.
Kantor konsulat Rusia di Kota Daugavpils dan Liepaja harus ditutup paling lambat akhir April. Para staf juga harus sudah pergi di waktu tersebut.