TOKOH ISLAM INTERNASIONAL

Zakir Naik, Antara Kontroversi Dakwah dan Klaim Pembela Islam

CNN Indonesia
Kamis, 07 Apr 2022 16:34 WIB
Mengenal sosok Zakir Naik seorang pendakwah asal India yang dikenal sebagai salah satu tokoh Islam internasional.
Ketua MPR Zulkifli Hasan bertemu dengan penceramah asal India, Zakir Naik, di Gedung DPR, Jakarta, 2017 lalu. (Foto: CNN Indonesia/Abi Sarwanto)

Pada November 2016, badan kontraterorisme India mengajukan pengaduan resmi terhadap Naik. Mereka menuduh penceramah ini mempromosikan kebencian agama dan kegiatan yang melanggar hukum.

Menurut laporan Deutsch Welle (DW), Naik dituding mendapat aset kriminal senilai US$28 juta untuk membeli properti dan membiayai acara yang dianggap provokatif.

Karena menjadi buronan di negeri sendiri, Naik akhirnya mencari suaka dan pindah ke Malaysia. Di Negeri Jiran, ia memiliki status penduduk tidak tetap (non-permanent resident). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malaysia memang menjadi salah satu negara yang getol ia kunjungi untuk menggelar dakwah.

Penceramah itu juga pernah dituduh terlibat dalam kerusuhan di New Delhi, India, pada Februari 2017.

Salah satu pelaku kekerasan, Khalid Saifi diduga bertemu dengan Naik di luar negeri dan meminta dukungan untuk menyebarkan agendanya. Namun, Naik membantah tuduhan ini.

Pada 2016, Naik mengklaim dirinya memang bukan warga negara India. Pada 2017, Arab Saudi memberikan status warga negara menurut laporan Middle East Monitor.

Di tahun yang sama, India mencabut paspornya. New Delhi pernah beberapa kali meminta Interpol untuk melayangkan red notice namun ditolak.

India hingga kini masih meminta Naik diekstradisi dari Malaysia.

Sejak lari ke Malaysia, Naik diduga menerima dana untuk yayasannya dari Qatar, Turki, hingga Pakistan. Laporan ini muncul saat Turki, Pakistan dan Malaysia melancarkan kritik ke India atas perilakunya terhadap minoritas Muslim.

Pengamat melihat Naik sebagai bagian dari ambisi ketiga negara mayoritas Muslim itu untuk mencari aliansi.

"Turki dan Pakistan berusaha menjadi kekuatan yang lembut guna mengatasi Islamofobia. Pada akhirnya, Turki, Pakistan, dan Malaysia terikat oleh simbolisme Islam,' kata Hajira Maryam, peneliti dari lembaga penyiaran internasional Turki, TRT World.

(isa/rds/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER