Amerika Serikat, Inggris, dan Australia mempertimbangkan kerja sama rudal hipersonik dan persenjataan lain untuk saingi Rusia-China yang terus memperkuat kerja sama di bidang teknologi.
Ketiga negara itu mengaku akan bekerja sama dalam pengembangan senjata rudal hipersonik, sebagai bentuk kerjasama yang lebih luas dari kesepakatan AUKUS.
"(Mereka menjanjikan) kerja sama trilateral baru yakni hipersonik dan kontra-hipersonik, dan persenjataan perang elektronik," demikian pernyataan bersama pemimpin ketiga negara itu pada Rabu (6/4) dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin negara itu di antaranya Presiden Amerika Serikat, Joe Biden; Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson; dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Morrison mengatakan, hipersonik dan teknologi lain yang berkaitan kini menjadi bagian penting bagi AUKUS.
"Itu adalah bagian dari kerja sama AUKUS yang diperjuangkan untuk diberikan," kata dia kepada reporter.
Rudal hipersonik bisa melaju lima kali lebih cepat dari suara. Peluru kendali ini juga bisa bermanuver di tengah penerbangan sehingga proyektil lain sulit melacak dan mencegatnya.
September lalu, Australia sepakat akan membuat kapal selam bertenaga nuklir berdasarkan kesepakatan tiga negara, Amerika Serikat, Inggris dan Australia (AUKUS).
Sejumlah pihak menilai, langkah itu disebut untuk mengimbangi kekuatan China di kawasan Indo-Pasifik.
Menanggapi rencana kerja sama terbaru itu, pengamat militer dari Institut Strategi Kebijakan Australia, Marcus Hellyer, mengatakan sulit menilai apa yang disebut baru dalam pernyataan itu.
Australia dan Amerika Serikat sudah bekerja sama terkait rudal hipersonik. Komitmen baru ini mungkin membuka kerja sama yang lebih luas antara kedua negara ini.