Mengenal Republik Chechen, Wilayah Mayoritas Muslim di Rusia
Republik Chechen atau Chechnya menjadi salah satu wilayah di Rusia yang mayoritas masyarakat memeluk Islam. Kedua wilayah ini bak tak terpisahkan meskipun pernah saling serang.
Pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, bahkan dengan senang hati mengirim pasukan untuk membantu Rusia dalam melawan perang di Ukraina.
Sementara itu, kelompok Muslim lain juga menyerukan agar masyarakat Chechen mendukung Ukraina.
Chechen atau Chechnya merupakan wilayah di barat daya Rusia dan terletak di pegunungan Kaukasus Besar, demikian dikutip Britannica.
Di wilayah ini ada dua kelompok etnis yang memeluk Islam yakni Chechnya dan Ingush.
Pada 1830 hingga 1850-an pasukan Chechnya dan suku Kaukasia lain di bawah pimpinan Muslim Syamil berhasil mengalahkan pasukan Rusia.
Rusia masih belum jera dengan kekalahan itu, mereka kemudian kembali menyerang dan terjadi lah perang Crimea. Pasukan Chechen tetap mendulang kemenangan.
Di tahun-tahun selanjutnya Rusia menggunakan kekuatan besar dan menangkap Syamil pada 1859. Setelah itu, banyak pengikut dia yang bermigrasi ke Armenia.
Wilayah otonom Chechnya didirikan Bolshevik pada November 1920. Setelah 14 tahun kemudian oblast Ingus bergabung. Lalu pada 1936 wilayah ini ditetapkan sebagai republik.
Selama Perang Dunia II berkecamuk, pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin, menuduh orang Chechen dan Ingush bekerja sama dengan Jerman. Imbasnya penduduk wilayah ini menjadi sasaran deportasi massal ke Asia Tengah dan pembubaran republik.
Republik ini kembali berdiri di bawah pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev pada 1957.
Namun nyaris setengah abad kemudian sentimen separatis muncul di Chechnya sejalan dengan runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Di tahun itu, politikus Chechen dan mantan Jenderal Angkatan Udara Uni Soviet, Dzhokhar Dudayev, melancarkan kudeta terhadap pemimpin wilayah ini.
Ia lalu terpilih menjadi presiden Chechnya pada Oktober. Sebulan kemudian, Dudayev mendeklarasikan kemerdekaan Chechnya dari Federasi Rusia.