Agresi Rusia di Ukraina menyebabkan kapal terbesar di dunia buatan bekas Negara Soviet itu, Antonov AN-225, hancur lebur.
Bisakah pesawat legendaris pembawa pesawat luar angkasa Rusia itu dihidupkan kembali dan terbang lagi setelah kehancurannya?
Pertanyaan itu yang menyeruak usai salah satu jurnalis CNN, Vasco Cotovio, melihat dari dekat kehancuran AN-225 di Pangkalan Udara Hostomel, Ukraina, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hostomel merupakan salah satu lokasi yang menjadi medan tempur sengit antara pasukan Rusia dengan Ukraina sejak awal perang," kata Cotovio dalam laporannya secara langsung.
Cotovio kemudian melanjutkan laporannya terkait pengakuan dari saksi pertempuran seperti tentara dan polisi Ukraina soal pertempuran sengit di pangkalan udara itu sehingga mengorbankan 'Si Burung Raksasa' itu.
"Pasukan Moskow mencoba menguasai pangkalan udara dan menggunakannya sebagai posisi depan dalam operasi mereka di mana mereka bisa terbang dari sana. Untuk memuluskan itu, mereka melakukan serangan udara dari helikopter tempur," demikian kata Cotovia.
"Mereka tampaknya berhasil di awal, tetapi respons Ukraina amat cepat, menghantam pangkalan udara dengan cepat demi mencegah segala macam pendaratan (dari pasukan Rusia)," ia menambahkan.
Cotovia kemudian mendeskripsikan secara detail kerusakan berat yang dialami Antonov AN-225 akibat pertempuran sengit tersebut.
"Bagian hidung pesawat rusak parah, tampaknya akibat serangan langsung dari artileri. Ditambah lagi ada kerusakan tambahan di bagian sayap dan mesin-mesin. Bagian buntut terpisah karena hantaman keras dan ada sejumlah lubang akibat peluru dan pecahan artileri," ucap Cotovia.
"Jika saja tak ada serangan di hidung pesawat, AN-225 mungkin masih bisa diperbaiki," ia menambahkan, kemudian melaporkan kondisi di sekitar pesawat yang dipenuhi sisa-sisa amunisi, tank Rusia, truk, serta kendaraan lapis baja yang sudah hancur.
Seorang teknisi aviasi asal Kyiv yang sudah bekerja untuk perusahaan Antonov sejak 1987, Andrii Sovenko , juga sudah melakukan rekapitulasi kerusakan AN-225 secara rinci. Selain sebagai teknisi, Sovenko juga selalu ikut dalam uji terbang pesawat itu.
Ia memastikan kerusakan berat pada badan dan bagian depan pesawat Antonov AN-225. Kerusakan itu termasuk di bagian kokpit dan tempat istirahat awak pesawat.
Namun, kerusakan terparah ada pada sistem kabin dan perlengkapan pesawat sehingga hampir mustahil bisa diperbaiki lagi.
"Memperbaiki bagian itu akan menjadi yang tersulit. Sebab, hampir seluruh sistem elektrik, pompa, dan filter AN-225 berasal dari 1980-an," ujar Sovenko.
"Suku cadang itu sudah tidak lagi diproduksi. Dengan demikian, pesawat tampaknya tidak bisa diperbaiki seperti keadaan semula ketika masih berfungsi," ia melanjutkan.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Rusia Sindir Israel soal Palestina hingga Akses Mariupol Ditutup |
Meski demikian, permukaan aerodinamika seperti flap dan ailerons sayap pesawat tampak hanya mengalami kerusakan minor sehingga masih bisa diselamatkan.
Begitu pula sebagian besar dari enam mesin pesawat masih utuh, hanya mengalami kerusakan kecil akibat pecahan artileri. Kondisi itu pun masih mungkin untuk diperbaiki.
AN-225 memiliki masa kejayaannya di era 1980-an ketika menjadi pesawat angkut pesawat ruang angkasa. Warga Ukraina menjulukinya sebagai Mriya yang berarti impian orang-orang Ukraina.
Kehancuran Mriya itu pun ikut membawa kesedihan dan kemarahan orang-orang Ukraina karena AN-225 merupakan salah satu simbol kebanggaan mereka.
(bac)