Calon presiden petahana Prancis, Emmanuel Macron, menolak ide larangan hijab seperti yang dilontarkan pesaingnya, Marine Le Pen.
Ia menilai pelarangan itu bisa memicu polemik, bahkan pecah perang saudara di Prancis.
Berita lainnya mengenai Presiden Rusia, Vladimir Putin, melakukan uji coba rudal balistik antarbenua terbaru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sejumlah kabar yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini:
Presiden Emmanuel Macron memperingatkan perang saudara bisa pecah jika saingannya di Pilpres Prancis 2022, Marine Le Pen, menang dan menerapkan larangan penggunaan hijab di tempat publik.
"Anda akan menyebabkan perang saudara, Bu Le Pen. Berapa banyak polisi yang harus mengejar perempuan ketika larangan berhijab diterapkan nanti? Saya mempertanyakan ini dengan tulus," kata Macron dalam debat calon presiden Prancis yang disiarkan televisi nasional pada Rabu (20/4).
Pernyataan Macron itu muncul untuk menyerang janji Le Pen selama kampanye. Politikus ekstrem kanan berjanji akan menerapkan larangan penggunaan hijab di tempat umum jika dia mengalahkan Macron di putaran kedua pilpres pada 24 April nanti.
China mendesak Amerika Serikat untuk tidak "memanfaatkan masalah Ukraina untuk mencoreng, menjebak, mengancam atau menekan" negaranya.
Pernyataan itu diutarakan Menteri Pertahanan China, Wi Fenghe, kepada Menhan AS, Austin Lloyd, via telepon pada Rabu (20/4). Komentar Wei itu muncul menyusul kritik atas anggapan negara Barat bahwa China mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
"Dalam panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada hari Rabu, Menhan Wei meminta Amerika Serikat untuk berhenti melakukan provokasi militer di laut, dan tidak menggunakan masalah Ukraina untuk mencoreng, menjebak, mengancam atau menekan China," demikian bunyi pernyataan Kemhan China seperti dikutip AFP.
Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire, mendesak timpalannya dari Rusia, Anton Siluanov, untuk tak ambil bagian dalam pertemuan menkeu negara G20 di Washington, Amerika Serikat, pada Rabu (20/4).
Menurut Le Marie, agresi Rusia ke Ukraina tak sejalan dengan semangat G20 yang menjunjungtinggi kerja sama dan kemitraan.
"Kami menuntut Rusia agar menghentikan aksi militernya sekarang. Dan kami meminta Rusia untuk tidak menghadiri pertemuan G20. Perang tidak sesuai dengan kerja sama internasional," kata Le Maire saat memberikan pernyataan di forum tersebut secara virtual seperti dikutip Reuters.
Rusia mengklaim telah meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua baru yang dikenal Sarmat pada Rabu (20/4).
Presiden Vladimir Putin menganggap rudal antarbenua Sarmat merupakan senjata strategis teranyar Rusia yang tak memiliki tandingannya di tempat lain.