Israel kembali melancarkan serangan udara untuk membalas tembakan roket dari Jalur Gaza, Palestina, pada Kamis (21/4), aksi saling serang terbesar sejak perang sebelas hari tahun lalu.
Kepolisian Israel menyatakan, saling serang ini bermula ketika satu roket dari Gaza jatuh di sebuah taman di Kota Sderot, Israel, pada Rabu (20/4) malam.
Israel lantas membalas dengan melancarkan serangan udara pada Kamis dini hari. Tak mau kalah, kelompok penguasa Jalur Gaza, Hamas, kembali menembakkan setidaknya empat roket ke arah Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentara Negeri Zionis pun mengerahkan jet-jet untuk menggempur satu pos militer dan kompleks terowongan di Palestina "berisi bahan kimia mentah yang digunakan untuk membuat mesin roket."
Saling serang ini pecah di tengah peningkatan ketegangan antara Israel dan Palestina imbas insiden kekerasan pada Jumat pekan lalu.
Polisi Israel mengklaim, situasi di hari itu mulai tegang ketika puluhan pemuda Palestina berkumpul di Masjid Al-Aqsa pada pukul 04.00. Para pemuda itu membawa bendera Organisasi Pembebasan Palestina dan Hamas.
Menurut polisi Israel, para pemuda itu melempar batu dan kembang api ke arah aparat. Pemuda itu juga disebut sudah menyiapkan tumpukan batu untuk serangan lanjutan.
Kepolisian Israel akhirnya merangsek masuk ke Masjid Al-Aqsa. Bentrokan pun tak terhindarkan. Akibat bentrokan ini, 150 orang terluka.
Setelah itu, situasi makin panas. Bentrokan lanjutan pun pecah pada Minggu (19/4). Sejak saat itu, ketegangan terus membayangi Israel dan Palestina.
Kelompok Hamas pun mulai menembakkan roket ke arah Israel, yang langsung dibalas dengan serangan udara. Ketegangan ini disebut-sebut sebagai saling serang terbesar sejak perang sebelas hari tahun lalu.
Perang sebelas hari tersebut merenggut nyawa setidaknya 256 warga Palestina, dan menewaskan 13 orang Israel.
Sama seperti tahun ini, perang sebelas hari itu juga dipicu ketegangan di tengah bulan suci Ramadan bagi umat Muslim di Palestina.
(has)