Ukraina mengklaim menemukan lokasi kuburan massal di pinggiran kota pelabuhan Mariupol yang masih dikepung Rusia.
Klaim tersebut didukung publikasi gambar satelit yang dikumpulkan dan dianalisis oleh perusahaan penyedia citra satelit, Maxar Technologies.
"Sebagai hasil dari pencarian panjang dan identifikasi tempat-tempat pemakaman massal warga Mariupol yang meninggal, kami menetapkan fakta pengaturan dan pemakaman massal penduduk kota yang tewas di desa Manhush," kata seorang penasihat Wali Kota Mariupol, Petro Andriushchenko, dalam sebuah unggahan di Telegram pada Kamis (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andriushchenko tidak berada di Mariupol, tetapi kerap menyebarkan informasi terkait situasi terkini di kota itu yang didapatnya dari jaringan-jaringannya yang masih bertahan di wilayah itu.
Dalam unggahannya, Andriushchenko mengatakan pasukan Rusia telah menggali beberapa kuburan massal, masing-masing berukuran sekitar 30 meter (sekitar 100 kaki), di Manhush, sebuah kota sekitar 19 kilometer di sebelah barat Mariupol.
"Truk-truk yang mengangkut jenazah, malah dibuang begitu saja di tanggul. Ini adalah bukti langsung dari kejahatan perang Rusia dan upaya untuk menutupinya," katanya seperti dikutip CNN.
Sementara itu, Maxar menerbitkan analisis citra satelit yang menunjukkan bukti kuburan baru di sebuah situs di tepi barat laut Manhush.
"Menurut laporan media baru-baru ini, tentara Rusia telah membawa mayat orang-orang yang terbunuh di Mariupol ke lokasi ini," kata Maxar dalam analisisnya.
"Sebuah tinjauan citra satelit kami dari pertengahan Maret hingga pertengahan April menunjukkan bahwa perluasan kuburan baru dimulai antara 23-26 Maret 2022 dan terus berkembang selama beberapa minggu terakhir. empat bagian baris linier (berukuran sekitar 85 meter per bagian) dan berisi lebih dari 200 kuburan baru," bunyi analisis perusahaan itu menambahkan.
Vadym Boichenko, Wali Kota Mariupol, juga menuduh pasukan Rusia telah mengubur mayat di kuburan massal di Manhush.
Ukraina mengklaim total 20 ribu orang telah tewas akibat gempuran Rusia sejak awal invasi berlangsung.
"Lebih dari 20.000 warga sipil - wanita, anak-anak, orang tua - tewas di jalan-jalan kota kami dari artileri musuh, pesawat. Dan ini juga [berdasarkan] bukti dari kepala dinas kota kami yang melihatnya. Dan sayangnya, kami telah melihat bahwa mayat warga Mariupol mulai menghilang dari jalan-jalan kota kami," ucap Boichenko.
"Dan di dekat kuburan ada ladang, dan di ladang ini ada parit, panjangnya 30 meter (sekitar 90 kaki), dan di sana mereka menguburnya, membawa mayat orang mati dengan truk dan membuangnya ke parit ini," katanya menambahkan.
CNN tidak dapat secara independen memverifikasi klaim Ukraina ini. Data mengenai jumlah korban tewas di Mariupol juga tidak tersedia.
Namun, berbagai wartawan di Mariupol telah mendokumentasikan penguburan tergesa-gesa warga sipil di kota yang terkepung itu, dan banyak foto beredar di media sosial menunjukkan banyak jasad warga tampaknya ditelantarkan di jalanan kota.