Sementara itu, kemungkinan ini juga telah diwanti-wanti oleh pihak Ukraina.
"Menjelang 9 Mei, Putin menetapkan tujuan parade kemenangan untuk perang ini," kata Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov.
Melihat kemungkinan itu, ditambah dengan serangan Rusia yang berfokus ke Donbas, bukan tidak mungkin Putin sengaja buru-buru mengakui kemenangan di Mariupol demi tenggat 9 Mei itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, masa depan wilayah Mariupol disebut kini berada di tangan Putin.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko mengatakan bahwa Putin sendiri dapat memutuskan nasib 100 ribu warga sipil yang masih terjebak di kota itu, Kamis (21/4).
"Penting untuk mengetahui masih ada kehidupan di sana, mereka berada di tangan satu orang, Vladimir Putin. Dan seluruh kematian yang terjadi setelah saat ini berada di tangannya juga," tutur Boichenko.
Mariupol telah lama digempur pasukan Rusia. Kota itu terancam mengalami krisis kemanusiaan akibat kurangnya listrik, pangan, dan air imbas kedudukan Rusia.
Pihak Ukraina memprediksi sebanyak puluhan ribu warga sipil tewas di Mariupol.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah menilai kematian warga sipil di sana setidaknya mencapai ribuan.
Beberapa jurnalis yang mengunjungi Mariupol juga menemukan mayat bergelimpangan di jalan-jalan. Hampir semua gedung di sana hancur dan masyarakat di ruang bawah tanah kedinginan. Mereka hanya keluar untuk memasak sisa makanan dan mengubur mayat di kebun.
(pwn/bac)