Komandan pasukan Chechen anti-Presiden Rusia, Vladimir Putin, Sheikh Mansur, mengatakan ada sejumlah milisi Arab yang juga ikut berperang membela pasukan Ukraina.
Para milisi Arab ini disebut Mansur ikut berperang bersama dua batalion pasukan Chechen pro-Ukraina.
"Ada beberapa orang Arab yang tidak saya kenal secara personal di antara banyak brigade dan batalion yang bergabung bersama angkatan bersenjata Ukraina. Kebanyakan dari mereka tinggal di Ukraina sebelum masa-masa perang," kata Mansur dalam wawancara dengan Al Arabiya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya para milisi orang-orang Arab, sejumlah milisi dari Uzbekistan, Azerbaijan, dan Georgia juga disebut Mansur ikut bertempur membela Ukraina.
"Selain itu, ada pula sejumlah warga Ukraina yang masuk Islam. Seluruh relawan yang bertempur bersama Ukraina harus melewati pengecekan oleh Badan Intelijen Ukraina," tutur Mansur.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Putin Beri Gelar Komandan Chechen hingga Inggris soal Balasan Ukraina |
"Banyak yang mencoba menyusup ke dalam barisan kami, terutama mereka yang terafiliasi dengan Rusia, selain dari anak buah Ramzan Kadyrov dan organisasi lainnya," ia menambahkan.
Mansur juga menjelaskan pasukannya sama sekali tak ada keterkaitan dengan ISIS dan Al-Qaeda. Mansur mengatakan ia tahu persis orang-orang yang berperang melawan Rusia di Suriah, kembali ke keluarganya di Chechnya.
Ia kemudian mencurigai bahwa ISIS sengaja dibentuk untuk memecah tujuan para pejuang di Suriah yang ingin menjatuhkan Presiden Suriah, Bashar Al-Asad.
"Ketika perang sipil pecah di Suriah pada 2011, banyak orang dari seluruh dunia ikut berperang. Kembali lagi, tak ada Al-Qaeda atau ISIS. Seluruh pejuang bersatu melawan [Bashar] Al-Asad. Namun dalam dua atau tiga tahun, mereka terpecah dan ISIS pun terbentuk," kata Mansur.
Mansur pun sudah mengingatkan sejumlah orang yang ingin jadi relawan untuk ikut berperang bahwa di Suriah situasinya makin kacau.
"Sejumlah milisi terpencar ke sejumlah negara seperti Turki, Georgia, Azerbaijan, dan itulah akhirnya. [Tapi] saat ini, kami punya misi besar dan tak ada waktu untuk memikirkan isu-isu lain," ucap Mansur.
Sang komandan Chechen pro-Ukraina itu pun memperkirakan perang di negara itu bakal berlangsung lama.
"Tak ada bedanya antara pasukan [Ramzan] Kadyrov dengan angkatan bersenjata Rusia," kata Mansur.