Erdogan Kunjungi Arab Saudi, Perdana Sejak Pembunuhan Khashoggi

CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2022 10:18 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Arab Saudi pada Kamis (28/4), perdana sejak kasus pembunuhan Khashoggi pada 2018. Foto: (AFP/ADEM ALTAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Kamis (28/4). Kunjungan itu menjadi yang pertama pascakematian jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.

Kunjungan itu menjadi upaya Erdogan memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi di tengah tantangan ekonomi di Turki jelang pemilihan umum tahun depan.

"Kami percaya, meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk pertahanan dan keuangan adalah kepentingan bersama kami," kata Erdogan seperti dikutip dari AFP, Jumat (29/4).

Turki saat ini menghadapi krisis ekonomi dipicu jatuhnya mata uang dan inflasi yang melonjak. Sehingga, kunjungan itu diharapkan mampu menggalang dukungan keuangan dari negara-negara Teluk yang kaya energi.

Erdogan didampingi istri, Emine, serta beberapa perwakilan resmi Turki lainnya dalam kunjungan tersebut.

Ini kali pertama kunjungan Turki semenjak kematian jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 silam. Erdogan terakhir kali mengunjungi Saudi pada 2017 kala mencoba menengahi perselisihan antara kerajaan dan negara Teluk lain melawan Qatar.

Sebelumnya, Khashoggi dibunuh di konsulat Saudi, Istanbul. Namun, jenazahnya tak pernah ditemukan. Pembunuhan itu memicu kecaman global pada kerajaan Saudi dan penguasanya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Turki memicu kemarahan Saudi dengan melanjutkan penyelidikan atas pembunuhan kolumnis Washington Post ini. Erdogan saat itu menyebut pembunuhan diperintahkan pada "tingkat tertinggi" pemerintah Saudi.

Saudi pun meresponsnya dengan boikot impor utama Turki. Hanya saja, perdagangan keduanya telah berangsur membaik, disusul pada Januari lalu Erdogan berkata akan mengunjungi Saudi.

Tak hanya itu, pengadilan Istanbul malah menghentikan persidangan in absentia pada 26 tersangka Saudi yang terkait dengan kematian Khashoggi. Kasus kemudian ditransfer ke Riyadh.

Hatice Cengiz, aktivitas HAM dan janda Khashoggi, bersumpah akan mengajukan banding ke pengadilan tinggi.

Sementara itu, analis politik Saudi Ali Shihabi berkata pertemuan Erdogan dan Pangeran Mohammed seolah jadi kemenangan Saudi. Meski Erdogan terlihat seperti 'pengemis', kerja sama ini nantinya menguntungkan kedua negara.

"[Turki] membutuhkan arus perdagangan dan pariwisata dari Saudi, dan Saudi lebih suka dia 'berpihak' dalam berbagai masalah regional dan mungkin terbuka untuk membeli senjata dari Turki," katanya.

Senada dengan Shihabi, Dina Esfandiary, penasihat senior Timur Tengah untuk International Crisis Group menyebut kunjungan Turki memang didorong kepentingan ekonomi.

"Sepertiya Turki telah melupakan Khashoggi, dan saya yakin Saudi menghargai itu," imbuhnya.

(els/chri)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK