Sosok Shireen Abu Akleh, Jurnalis Veteran Tewas Ditembak Israel
Kepergian jurnalis veteran Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, yang tewas tertembak tentara Israel menjadi sorotan internasional. Dia tewas tertembak saat meliput bentrokan antara pasukan keamanan Israel dengan warga Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat.
Kecaman hingga tuntutan penyelidikan independen atas kematian perempuan 51 tahun itu pun bermunculan dari berbagai pihak seperti Palestina, Amerika Serikat, Uni Eropa, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Di sisi lain, Israel mengklaim pasukannya tidak bersalah dan menyebut Abu Akleh tewas tertembak warga Palestina yang membawa senjata saat bentrokan terjadi.
Abu Akleh merupakan satu di antara tokoh media keturunan Arab ternama. Ia dipuji luas karena keberanian dan profesionalismenya, terutama ketika meliput konflik dan peperangan.
Beberapa jam setelah kabar kematiannya menyebar, pemuda Palestina, terutama kaum perempuan menganggap Abu Akleh sebagai sosol inspiratif. Banyak di antara mereka mengaku ingin menekuni jurnalisme karena sosok Abu Akleh.
"Dia tidak pernah lelah," kata koresponden senior internasional Al Jazeera, Hoda Abdel-Hamid, kepada AFP.
"Dia selalu ada di sana setiap kali terjadi sesuatu. Dia ingin berada di sana, untuk menceritakan kejadian yang ada, terus-menerus," paparnya menambahkan.
Lihat Juga : |
Dalam sebuah wawancara sesaat sebelum kematiannya, Abu Akleh, yang juga warga negara Amerika Serikat, menggambarkan dirinya sebagai "produk Yerusalem".
Sebagian besar karir jurnalistiknya dihabiskan untuk meliput konflik Israel dan Palestina.
Perempuan kelahiran Yerusalem timur itu lahir dari keluarga Kristiani asli Palestina. Ibunda Abu Akleh lahir di Yerusalem barat dan sang ayah berasal dari Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel.