Hampir 100 Juta Warga di Henan China Wajib Tes Covid Tiap 2 Hari

CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2022 04:05 WIB
Pemerintah Henan, China mewajibkan hampir 100 juta warganya tes Covid setiap dua hari sekali.
Pemerintah Henan, China mewajibkan hampir 100 juta warganya tes Covid setiap dua hari sekali. Foto: (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Provinsi Henan di China telah memerintahkan hampir 100 juta warganya untuk tes Covid per dua hari sekali. Itu menjadi salah satu langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika negara itu bertarung melawan lonjakan kasus akibat Omicron.

Hal itu dilakukan pemerintah Henan demi menghindari penguncian ketat yang berlaku di beberapa wilayah lain, seperti Shanghai.

Mereka memilih mengadopsi pengujian frekuensi tinggi untuk mendeteksi kasus lebih cepat dan berpotensi mengisolasi kelompok tanpa memerintahkan seluruh populasi untuk tinggal di dalam rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penduduk provinsi (Henan) dan personel lain di sana harus menyelesaikan pengambilan sampel asam nukleat setidaknya sekali setiap 48 jam," menurut sebuah artikel yang diposting Minggu di situs web pemerintah setempat dan dilansir AFP, Senin (23/5).

Pihak berwenang mengatakan pengujian akan dimulai di ibu kota provinsi Henan, Zhengzhou, sebelum akhir Mei. Hal itu juga dilakukan demi membantu "mengidentifikasi potensi risiko" dengan cepat.

Warga yang tidak mematuhi aturan tes per dua hari itu akan mengalami masalah ketika memindai kode yang diperlukan untuk memasuki tempat umum atau naik transportasi.

Ibu kota provinsi lainnya, seperti Shijiazhuang di provinsi utara Hebei, juga telah meluncurkan langkah-langkah serupa. Pemerintah Shijiazhuang mengatakan akan memulai tes Covid mingguan untuk 11 juta orangnya.

Terpisah, para ahli telah memperingatkan bahwa pengujian massal pasti akan diikuti dengan biaya tinggi untuk ekonomi yang sudah goyah.

China telah bertahan dengan kebijakan nol-Covid, seperti memberlakukan penguncian ketat dan pembatasan pergerakan di beberapa kota bahkan ketika sebagian besar dunia telah beralih menuju endemi.

Pembatasan, termasuk perintah tinggal di rumah di kawasan perekonomian Shanghai dan pembatasan merayap di seluruh Beijing, telah menimbulkan dampak ekonomi yang besar.

Sehingga, analis Nomura dalam laporannya menyatakan pemeriksaan massal dalam waktu singkat bisa menelan biaya antara 0,9 persen dan 2,3 persen dari produk domestik bruto China jika mandat serupa diperluas ke seluruh daratan.

Pusat bisnis utama Shanghai hampir seluruhnya ditutup sekitar dua bulan terakhir hingga mengganggu rantai pasokan. Sedangkan Beijing telah melarang makan di luar dan memerintahkan jutaan orang untuk bekerja dari rumah.

Penjualan ritel dan output pabrik merosot ke level terendah dalam sekitar dua tahun bulan lalu, mencerminkan dampak dari kebijakan nol-Covid China.

(afp/chri)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER