Keputusan Singapura yang mendadak siaga gelombang baru Covid-19 Omicron hingga Rusia keluar ruang rapat Dewan Keamanan PBB menjadi sorotan berita internasional pada Rabu (8/6).
Berikut kilas berita internasional kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi India menangkap pemimpin sayap pemuda partai Bharatiya Janata Party (BJP), Harshit Srivastava, karena mengunggah komentar anti-Muslim di media sosial, Rabu (8/6).
"Kami menangkap politisi lokal yang menghasut umat Muslim," ujar Prashan Kumar, anggota polisi senior di Kanpur, India, sebagaimana dikutip Reuters.
Selain itu, Kumar juga mengatakan pihaknya telah menangkap 58 orang yang diduga terlibat dalam ketegangan di Kanpur usai demo soal komentar anti-Muslim.
Jajak pendapat lembaga survei Indikator menunjukkan 53 persen responden mendukung Indonesia mengundang Rusia dan Ukraina ke konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Bali pada November mendatang.
Merujuk pada hasil survei yang dirilis pada hari ini, Rabu (8/6), 53 persen responden setuju Indonesia turut mengundang Ukraina jika Rusia memang hadir di gelaran tersebut.
Sebanyak 18,6 persen responden lainnya sangat setuju dengan gagasan tersebut. Namun, 12,7 persen responden kurang setuju, sementara 9,3 persen lainnya tidak setuju sama sekali.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, menceritakan situasi di negara itu usai gelombang baru Covid-19varianOmicron diprediksi bakal menerjang pada Juli mendatang.
"Singapura belum menetapkan status endemi dan di dalam ruangan orang wajib menggunakan masker," kata Suryopratomo kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/6).
Singapura memang telah mencabut aturan pemakaian masker di luar ruangan pada akhir Maret lalu. Namun, sejauh ini belum ada pencabutan aturan wajib masker di dalam ruangan.
Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia, memboikot rapat Dewan Keamanan pada Senin (6/6) lantaran tersinggung dengan pernyataan Presiden Dewan Eropa soal invasinya ke Ukraina.
Nebenzia keluar ruangan rapat setelah Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, menuduh Rusia memicu krisis pangan global dengan melancarkan invasi ke Ukraina.
Michel juga menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang seperti kekerasan seksuaal hingga menggambarkannya sebagai "taktik penyiksaan, teror, dan penindasan."