Parlemen Dukung UU Permudah Penutupan Media Asing di Rusia
Anggota parlemen Rusia pada Selasa (24/5) mendukung Undang-Undang yang memungkinkan jaksa menutup outlet media asing tanpa perintah pengadilan. Dukungan itu menjadi langkah terbaru melawan pers selama serangan militer Moskow di Ukraina.
Majelis rendah parlemen negara bagian Duma mengutip pembacaan pertama amandemen yang memungkinkan pihak berwenang "dengan cepat merespons dan memberikan tanggapan terhadap tindakan tidak bersahabat terhadap media kami di luar negeri."
Hal itu disampaikan setelah media pemerintah Rusia, termasuk jaringan televisi RT dan kantor berita Sputnik dilarang di beberapa negara Barat, sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari.
Oleh sebab itu, seperti diberitakan AFP pada Selasa (24/5), Undang-Undang baru nantinya membuat jaksa agung bisa secara sepihak menutup media asing yang beroperasi di Rusia apabila pemerintah asing "memusuhi" media Rusia di negara mereka.
Sedangkan saat ini, perintah pengadilan diperlukan untuk menutup outlet media asing di Rusia.
Tak hanya itu, outlet media asing juga bisa ditutup jika menyebarkan informasi yang mendiskreditkan tentara Rusia atau terkait dengan "pemberlakuan sanksi politik dan ekonomi oleh negara asing terhadap Rusia."
Koresponden asing dapat dicabut akreditasinya karena "tindakan tidak bersahabat" atau karena pembatasan yang diberlakukan pada media Rusia di negara mereka.
Sejak konflik dengan Ukraina memanas, Rusia memberlakukan hukuman penjara hingga 15 tahun bagi mereka yang dianggap menyebarkan informasi palsu tentang militernya.
Sejumlah media asing menarik diri dari Rusia setelah aturan tersebut diberlakukan.
Pekan lalu, Komite Perlindungan Jurnalis mendesak pemerintah Rusia membatalkan undang-undang baru, dengan mengatakan itu akan "memfasilitasi penutupan media secara sewenang-wenang dan meningkatkan jumlah jurnalis yang dituntut karena berbagi informasi."
Lihat Juga : |
Sementara itu, Rusia pekan lalu mengatakan akan menutup kantor Canadian Broadcasting Corporation di Moskow sebagai pembalasan atas pelarangan RT oleh Ottawa.
Media di Rusia telah dilarang menyebut kampanye militer Moskow di Ukraina sebagai "perang" atau "invasi". Mereka harus menyebut aksi itu dengan istilah "operasi militer khusus".
Sebagian besar media independen terkemuka di negara itu, termasuk surat kabar terkemuka Novaya Gazeta, telah ditutup atau ditangguhkan operasinya dalam beberapa pekan terakhir.
(afp/chri)