Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali terpilih sebagai Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Anggota WHO mempercayakan kembali posisi tersebut selama lima mendatang kepada Tedros dalam pemungutan suara pada Selasa (24/5).
Seperti diberitakan AFP, hasil tersebut diumumkan Ahmed Robleh Abdilleh dari Djibouti dalam pertemuan tahunan besar. Pengumuman itu dipandang sebagai acara formalitas sebab Tedros menjadi satu-satunya kandidat yang mencalonkan diri.
"Saya benar-benar bersyukur atas dukungan ini," kata Tedros kepada majelis setelah kembali terpilih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengakuan itu bukan hanya untuk saya. Saya percaya itu adalah pengakuan untuk seluruh keluarga WHO. Saya sangat bangga menjadi WHO," ucapnya.
Tedros Adhanom Ghebreyesus merupakan orang Afrika pertama yang mengepalai WHO dan kini kembali terpilih. Ia pun kini semakin dikenal dunia karena mempelopori respons global terhadap pandemi Covid-19.
Mantan menteri kesehatan dan luar negeri Ethiopia ini juga kerap merespons konflik, seperti perang di Ukraina yang berdampak pada kesehatan global.
"Lebih daripada pandemi, perang mengguncang dan menghancurkan fondasi di mana masyarakat yang sebelumnya stabil berdiri," kata pakar malaria berusia 57 tahun itu pada hari pertama Majelis Kesehatan Dunia, Minggu (22/5)
"Dan itu meninggalkan bekas luka psikologis yang bisa memakan waktu bertahun-tahun atau puluhan tahun untuk sembuh," katanya, menekankan pengalaman langsungnya.
Dalam acara pengumuman pemilihan kembali, para menteri dan delegasi bergiliran berjabat tangan dan memeluk Tedros yang telah memimpin badan PBB itu melalui masa bergejolak yang didominasi oleh pandemi COVID-19.
Tak hanya para pejabat di lokasi, Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach turut mengucapkan selamat kepada Tedros melalui media sosial pada Selasa (24/5).
"Baru saja terpilih kembali sebagai Direktur Jenderal #WHO: @DrTedros. 155/160 suara, hasil yang spektakuler. Selamat, sangat layak. Jerman baru-baru ini mengambil alih Amerika Serikat sebagai pendonor teratas badan kesehatan PBB."
(afp/chri)