Insiden penembakan di sekolah dasar (SD) Robb, distrik San Antonio, Texas, Amerika Serikat, kembali mencuatkan fakta mengerikan soal betapa mudahnya warga punya senjata api.
Amerika Serikat diperkirakan memiliki hampir 400 juta senjata yang dipegang polisi, militer hingga warga sipil.
Lebih rinci, 393 juta atau lebih dari 98 persen senjata api itu berada di tangan warga sipil. Angka ini setara dengan 120 senjata api per 100 warga negara. Angka yang tinggi ini didukung aturan dan kemudahan dalam mengakses senjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per 2020 saja, sekitar 40 juta senjata dibeli warga AS. Angka ini melonjak 40 persen dari 2019. Ketika itu, senjata api yang dibeli masyarakat tercatat hanya 28 juta.
Namun, jumlah itu dilaporkan lebih rendah dari penjualan sebenarnya karena berbagai undang-undang negara bagian dan skenario pembelian mungkin tak perlu memeriksa latar belakang.
Menurut Survei Senjata Api Nasional 2021 yang dirilis American Gun Facts, tercatat 32 persen warga AS memiliki senjata api secara pribadi. Artinya, lebih dari 81 juta penduduk memiliki senjata.
Adapun tipe senjata yang paling banyak dimiliki warga AS yakni pistol sebesar 82,7 persen, rifle 68,8 persen dan softgun 58,4 persen.
Salah satu pemegang senjata api itu adalah remaja berusia 18 tahun Salvador Ramos. Ia menggunakan Senpi untuk menembak seorang nenek dan anak-anak di Sekolah Dasar (SD) Robb kota Ulvalde, Texas Selatan, Amerika Serikat pada Selasa (24/5) waktu setempat.
Imbas insiden itu dilaporkan 19 anak-anak tewas dan dua orang dewasa meninggal dunia.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Saudi Larang Warga ke RI sampai Singapura Ogah Minta Maaf soal UAS |
Senjata api yang beredar di kalangan sipil tak begitu saja menjalar secara liar.
Usai meraih kemerdekaan, founding father AS mengabadikan hak warga Negeri Paman Sam atas senjata api dalam Amandemen Kedua. Semangat kebebasan individu itu lah yang disebut-sebut menjadi pemicu budaya senjata AS.
AS juga punya aturan Gun Control Act of 1968 yang mengatur senjata api di tingkat federal. Dalam aturan ini, warga negara dan penduduk resmi yang berusia minimal 18 tahun harus membeli senjata atau senapan serta amunisi.
Semangat liberalisme dan aturan itu mempermudah warga AS mengakses senjata.
Di sejumlah negara bagian seperti Texas dan Alabama, regulasi yang mengatur soal kepemilikan senjata pun kerap longgar terutama di level pengawasan.
Menanggapi penggunaan senjata api yang merajalela dan dianggap mengancam keamanan warga, AS pernah mencoba merancang undang-undang pembatasan senjata dan merevisi UU kepemilikan senjata.
Namun, rencana itu terkatung-katung karena politisi partai Republik tak masih pikir-pikir dan tak sepenuhnya setuju. Partai ini, diketahui, berisi kalangan elit dan pengusaha yang berkaitan dengan bisnis senjata.
Hingga kini aturan itu tak kunjung rampung. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, sampai-sampai menyerukan pembatasan senjata baru.
"Sebagai bangsa, demi Tuhan kita harus bertanya, kapan kita akan melobi senjata? Kapan kita akan melakukan apa yang harus dilakukan? Mengapa kita rela hidup dengan pembantaian ini," kata Biden dalam pidatonya.
(isa/bac)