Uni Emirat Arab Deteksi Kasus Pertama Cacar Monyet

CNN Indonesia
Kamis, 26 Mei 2022 14:54 WIB
Uni Emirat Arab (UEA) mendeteksi kasus pertama cacar monyet (monkey pox) pada Selasa (24/5) waktu setempat.
Uni Emirat Arab (UEA) mendeteksi kasus pertama cacar monyet (monkey pox) pada Selasa (24/5) waktu setempat. (Foto: REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Uni Emirat Arab (UEA) mendeteksi kasus pertama cacar monyet (monkey pox) pada Selasa (24/5) waktu setempat. Pemerintah UEA pun langsung bersiap menangani kemungkinan potensi lonjakan kasus.

Seperti dikutip dari Middle East Eye, UEA menjadi negara teluk pertama yang memiliki kasus cacar monyet.

"Kami telah menerapkan mekanisme yang detail untuk mendiagnosa pasien terduga (cacar monyet)," demikian keterangan resmi Kementerian Kesehatan dan Pencegahan UEA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas UEA menambahkan, tim penasihat teknis untuk mengontrol pandemi telah menyiapkan panduan lengkap untuk bertahan, dan deteksi dini penyakit cacar monyet. Meskipun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kemungkinan pandemi cacar monyet kecil kemungkinan terjadi.

Cacar monyet sendiri membuat penderitanya demam, nyeri otot, dan kelelahan. Selain itu, akan ada ruam merah yang bisa berubah menjadi bisul berisi nanah yang menular.

Ketika bisul itu pecah dan mengeras, infeksi dapat menyebar lewat kontak langsung. Penyakit ini bisa ditularkan melalui selimut atau sprei.

Karena potensi menular itulah WHO tetap meminta publik waspada.

"Cacar monyet biasanya membatasi dirinya sendiri, namun pada beberapa individu seperti anak-anak wanita hamil atau mereka yang imunnya rendah, penyakit ini bisa lebih berdampak," tulis WHO dalam keterangan resminya.

Sejauh ini, ada 219 kasus cacar monyet yang terdeteksi di seluruh dunia. Sebagian besar kasus terjadi di Eropa di luar negara endemik.

"Ini adalah pertama kalinya rantai penularan dilaporkan di Eropa tanpa hubungan epidemiologis dari Afrika Barat atau Tengah, di mana penyakit ini [cacar monyet] menjadi endemik," tulis catatan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa melansir AFP.

(asa/lth/asa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER