Putin Bersedia Bantu Atasi Krisis Pangan jika Barat Cabut Sanksi

CNN Indonesia
Jumat, 27 Mei 2022 20:57 WIB
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Kamis (26/5), Rusia bersedia membantu mengatasi krisis pangan dunia jika negara Barat mencabut sanksi.
Presiden Vladimir Putin menyatakan bersedia atasi krisis pangan jika Barat cabut sanksi. (AP/Mikhail Metzel)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Kamis (26/5), Rusia bersedia membantu mengatasi krisis pangan dunia jika negara Barat mencabut sanksi mereka imbas invasi di Ukraina.

"Putin menegaskan bahwa Federasi Rusia siap memberikan kontribusi signifikan untuk mengatasi krisis pangan lewat ekspor gandum dan pupuk, tetapi diikuti dengan pencabutan pembatasan bermotif politik dari Barat," demikian pernyataan Kremlin yang memuat percakapan Putin dengan Perdana Menteri Italia Mario Draghi.

"[Putin juga berbicara] terkait langkah-langkah untuk memastikan keamanan navigasi, termasuk pembukaan koridor kemanusiaan untuk jalan bagi kapal warga sipil dari pelabuhan Azov dan Laut Hitam, yang dihalangi sisi Ukraina," lanjut pernyataan itu seperti dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Putin membantah tudingan bahwa Rusia bertanggung jawab atas masalah suplai pangan di pasar global. Namun, pernyataan Putin menuai respons negatif dari Amerika Serikat.

"Sekarang mereka menggunakan produk ekonomi sebagai senjata. Mereka menjadikan pangan sebagai senjata. Mereka mengubah dukungan ekonomi menjadi senjata. Saya pikir kita tak seharusnya kaget akan hal itu, karena mereka mengubah banyak hal menjadi senjata, termasuk kebohongan dan informasi," kata juru bicara Pentagon John Kirby.

Kirby juga mengatakan bahwa AS sedang berdiskusi dengan sekutunya untuk menyelesaikan isu tersebut.

Sementara itu, Draghi dalam sebuah konferensi pers menyampaikan, tujuan percakapannya dengan Putin adalah untuk membuka gandum yang kini tersimpan di gudang Ukraina.

Draghi juga mengusulkan kerja sama antara Rusia dan Ukraina dalam membuka pelabuhan Laut Hitam, yang menjadi tempat penyimpanan gandum saat ini.

"Satu pihak membersihkan pelabuhan-pelabuhan ini, dan pihak lain memastikan tidak muncul bentrok saat pembersihan," kata Draghi.

Menurut Draghi, pihak Rusia mulai setuju dengan usulan tersebut. Ia juga menyampaikan bakal menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkait isu itu.

Namun, Draghi mengatakan Rusia masih belum berniat berdamai.

"Saat saya bertanya apakah ada sedikit harapan untuk perdamaian, jawabannya tidak," ujar Draghi.

[Gambas:Video CNN]



(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER