Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Muhammadiyah Riau, Fahmi Salsabila, juga menilai proses normalisasi Israel-Arab Saudi harue melewati jalan yang panjang meskipun tak mustahil terwujud. Ia berkaca pada keberhasilan Israel melakukan normalisasi hubungan dengan negara Arab lainnya.
"Menurut saya normalisasi masih harus melewati jalan panjang, tapi tak menutup kemungkinan bisa terwujud seperti Bahrain dan UEA tahun 2020 lalu," kata Fahmi.
Jika normalisasi terwujud, lanjutnya, dari segi politik kawasan akan terjadi perubahan. Israel yang mulanya dikucilkan negara-negara Timur Tengah itu akan memiliki posisi. Ia pun menilai Saudi memperhitungkan pula posisi Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika normalisasi Saudi dan Israel, maka Iran menjadi musuh Saudi dalam segala hal yang tadinya sama-sama membela Palestina," kata Fahmi.
Seperti Yon, Fahmi menerangkan apabila normalisasi Israel-Saudi berhasil, nantinya Palestina semakin terkucil dan mungkin hanya Iran di kawasan yang masih membela perjuangan kemerdekaan negara itu.
Sebagai informasi, negara mayoritas Muslim lain seperti Indonesia juga menjadi target Israel untuk normalisasi hubungan. Sebagai catatan, Selama ini, Jakarta dan Tel Aviv memang tak punya hubungan diplomatik.
"Indonesia juga menjadi incaran Israel untuk normalisasi. Jika Saudi saja sudah menormalisasi hubungan dengan Israel, maka tinggal Indonesia menjadi kunci," kata Fahmi.
Menurutnya, jika Indonesia melakukan hal serupa, posisi Palestina di dunia Internasional makin terkucil dan terpencil. Sebab, secara simbolis hubungan diplomatik sama saja mengakui keberadaan Israel.
Sebelumnya, beredar rumor pejabat Israel diam-diam mengunjungi Arab Saudi saat isu normalisasi menguat.
Pertemuan tersebut terjadi saat Amerika Serikat mendesak kerja sama antar sekutunya di kawasan Teluk dan kunjungan Presiden Joe Biden di Timur Tengah.
Israel dan Saudi diketahui tak punya hubungan diplomatik atau formal. Namun, Tel Aviv terus mendekati negara Teluk untuk membangun normalisasi sebagaimana dalam kesepakatan Abraham.
Pada September 2020 lalu, Bahrain secara resmi mengakui Israel yang dimediasi AS. Maroko dan Sudan kemudian menyusul menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.