Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) berencana bertemu pada akhir bulan ini.
Seorang mantan pejabat intelijen yang mengetahui rencana itu mengatakan kepada CNN bahwa kedua pihak "sedang bekerja" untuk melangsungkan pertemuan itu. Proses itu juga diklaim berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, keputusan apapun terkait kepergian [pemimpin negara] bakal memerlukan keamanan dan logistik tertentu untuk dipersiapkan dalam kunjungan kepresidenan," ujar pejabat itu.
Ia juga mengungkapkan kemungkinan pertemuan tersebut bakal dilakukan pada bulan ini. Walaupun begitu, masih belum jelas di mana dan tanggal berapa pertemuan itu diadakan.
Wacana pertemuan kedua pemimpin negara ini muncul setelah keduanya berhasil menyepakati dua isu penting pada Kamis (2/6).
Sebagaimana diberitakan CNN, OPEC dan sekutu kelompok itu mengatakan mereka berencana meningkatkan produksi minyak hingga 200 ribu barel per hari pada Juli dan Agustus. Pengumuman itu disampaikan kemarin.
Meski agenda pertemuan keduanya masih belum jelas, sekelompok orang mendesak Biden untuk membicarakan peran Saudi dalam peristiwa terorisme 9/11.
CNN melaporkan sekelompok orang yang mewakili keluarga korban tewas serangan 11 September 2001 mengirimkan surat kepada Biden. Dalam surat itu, mereka mendesak Biden untuk mengangkat soal peran Arab Saudi dalam serangan 9/11 saat bertemu dengan MbS.
"Sangat penting bahwa Anda memprioritaskan pertanggungjawaban atas peristiwa 9/11 dalam setiap pembicaraan antara anggota administrasi Anda dengan pejabat Saudi, termasuk pertemuan Anda dengan Putra Mahkota atau anggota keluarga kerajaan Saudi lain," tulis kelompok itu.
Sementara itu, pemerintah Saudi membantah mereka terlibat dalam serangan 9/11. Namun, tuduhan keterlibatan Saudi terus menjadi perbincangan di Washington.
Peristiwa 9/11 sendiri terjadi setelah 19 teroris Al-Qaeda membajak empat pesawat AS pada 11 September 2001. Sebanyak 15 dari mereka adalah warga negara Saudi.
(jal/pwn/jal)