Israel Bisa Bertindak Cegah Pengembangan Senjata Nuklir Iran
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengatakan ada urgensi buat pihaknya mencegah pengembangan senjata nuklir yang dilakukan oleh Iran.
Bennett mengatakan ia telah memperjelas pada Iran kalau Israel mengedepankan diplomasi. Pernyataan ini diungkapkan kala Bennett bertemu dengan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, Jumat (3/6).
"Bennett memperjelas bahwa sementara Israel lebih memilih diplomasi untuk menolak kemungkinan Iran mengembangkan senjata nuklir, Israel berhak membela diri dan mengambil tindakan terhadap Iran guna memblokir program nuklir negara itu jika komunitas internasional tidak bisa melakukannya dalam waktu yang ditentukan," bunyi keterangan yang dirilis kantor perdana menteri Israel.
Kunjungan Grossi itu dilakukan setelah pihak IAEA memiliki sejumlah pertanyaan yang belum terjawab atas keberadaan material nuklir Iran di tiga situs yang tak diumumkan.
Sementara itu, isu situs tersebut menjadi salah satu penghambat diberlakukannya kembali kesepakatan 2015. Dalam kesepakatan itu, Iran diberikan keringanan atas sanksi ekonomi dengan syarat membatasi aktivitas nuklirnya.
Sebagaimana diberitakan AFP, tensi antara Iran dan Israel meningkat imbas dialog untuk mengembalikan kesepakatan nuklir 2015 mandek.
Iran sempat menjadi bagian dari Kesepakatan Nuklir (JCPOA) bersama dengan Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Namun, AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump memutuskan keluar dari perjanjian itu pada 2018.
Keluarnya AS membuat upaya pembatasan nuklir Iran menjadi sulit. Di sisi lain, Israel kerap menuduh Iran tengah mengembangkan bom nuklir namun tuduhan itu selalu dibantah Iran.
(pwn/jal)