Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menilai Rusia jangan sampai dipermalukan karena 'dosa' sejarah Presiden mereka, Vladimir Putin, yang memerintahkan invasi di Ukraina.
Macron melanjutkan, sangat penting bagi Rusia dan Ukraina mencapai solusi diplomatik untuk segera mengakhiri perang.
Ia juga percaya Paris akan memainkan peran mediasi dalam mengakhiri konflik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macron disebut telah berusaha untuk menjaga dialog dengan Putin sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari.
Namun sikapnya juga telah berulang kali dikritik beberapa mitra timur dan Baltik di Eropa. Alasannya, mereka melihatnya sebagai upaya menekan Putin ke meja perundingan.
"Kita tidak boleh mempermalukan Rusia sehingga pada hari ketika pertempuran berhenti, kita dapat membangun jalan keluar melalui cara-cara diplomatik," kata Macron dalam sebuah wawancara dengan surat kabarlokal yang diterbitkan pada hari Sabtu mengutip Reuters, Sabtu (4/6).
"Saya yakin peran Prancis adalah menjadi kekuatan mediasi," sambung dia.
Lihat Juga : |
Macron juga mengaku telah berbicara dengan Putin sebagai bagian dari upaya mencapai gencatan senjata dan memulai negosiasi antara Kiev dan Moskow.
Kendati demikian Ia mengakui Putin telah membuat kesalahan bersejarah.
"Saya pikir, dan saya mengatakan kepadanya, bahwa dia [Putin] membuat kesalahan bersejarah dan mendasar bagi rakyatnya, untuk dirinya sendiri dan untuk sejarah," kata Macron.
Prancis saat ini mendukung Ukraina secara militer dan finansial, namun sampai sekarang Macron belum pernah ke Kyiv untuk menawarkan dukungan politik simbolis seperti para pemimpin Uni Eropa lainnya.
Di sisi lain Macron bilang negaranya telah mengirimkan senjata ofensif termasuk meriam howitzer Caesar yang diambil dari persediaan tentara Prancis. Macron mengatakan dia telah meminta produsen senjata mempercepat produksi.