Rawan Kecelakaan, Warga Roma Resah Keberadaan Skuter Elektrik

CNN Indonesia
Minggu, 19 Jun 2022 20:21 WIB
Warga Kota Roma, Italia, merasa terganggu dengan keberadaan e-skuter alias otopet listrik karena kendaraan modern itu kerap menyebabkan kecelakaan.
Ilustrasi. Warga Roma resah dengan keberadaan e-skuter yang kerap menyebabkan kecelakaan (AFP/TIZIANA FABI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Kota Roma, Italia, merasa terganggu dengan keberadaan e-skuter alias otopet listrik karena kendaraan modern itu menghalangi trotoar, membuat bingung pengemudi, dan beresiko menyebabkan kecelakaan fatal.

Dewan Mobilitas Balai Kota Roma mencatat sejak skuter sewaan diperkenalkan tiga tahun lalu sebagai alternatif transportasi umum selama pandemi Covid-19, empat orang telah tewas saat mengendarainya.

Sementara, otoritas kesehatan setempat melaporkan ruang gawat darurat kota merawat setidaknya satu cedera parah terkait e-skuter setiap tiga hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Balai Kota Roma telah memberikan lisensi kepada tujuh perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengganti baterai, melakukan perbaikan, memindahkan skuter ke daerah lalu lintas tinggi, dan mengimbau mereka keluar dari Sungai Tiber kota.

Ancaman untuk Disabilitas

Kepala Italian Union for the Blind and Visually Impaired Giuliano Frittelli mengatakan sejumlah e-skuter yang terparkir di trotoar merupakan jebakan maut bagi kaum tunanetra.

Ia menjelaskan bentuk e-skuter yang tidak biasa dapat membuat orang yang memiliki gangguan penglihatan mudah tersandung.

"Anda tidak mendengar mereka (e-skuter) sehingga Anda tidak dapat menavigasi di sekitar mereka," kata Frittelli seperti dikutip dari CNN, Minggu (19/6).

Frittelli menuturkan pihaknya bekerja sama dengan Balai Kota Roma, mewajibkan skuter diparkir hanya di kios-kios yang telah ditentukan. Dia juga ingin e-skuter beradaptasi untuk menghasilkan tingkat kebisingan minimal 30 desibel sehingga dapat berfungsi sebagai peringatan bagi tunanetra untuk melacak keberadaan kendaraan itu ketika melaju.

Ia mengatakan bukan hanya penyandang disabilitas, mereka yang menggunakan kursi roda juga kesulitan menggunakan jalan ketika trotoar dipenuhi skuter. Selain itu, orang tua dan warga yang mendorong kereta bayi juga merasakan hal yang sama.

Menyikapi aduan itu, Anggota dewan lalu lintas Balai Kota Roma Eugenio Patan setuju. Ia mengatakan mulai 1 Januari 2023, kota itu akan memperbarui izin hanya untuk 9.000 skuter.

Ia juga menuturkan Pemerintah Kota Roma berencana meminta persentase skuter untuk ditempatkan di pinggiran kota dan daerah lain. Dengan begitu, warga hanya dapat menggunakannya sebagai 'mil terakhir' yang dapat membawa mereka dari halte kereta bawah tanah ke tempat tujuan.

"Mereka berbahaya bagi masyarakat, tetapi juga menjadi masalah bagi kota, bagi keindahan kota," kata Patan.

"Pusat kota adalah situs warisan UNESCO dan sangat rapuh dan kami harus menjaganya," imbuhnya.

Mengabaikan Aturan

Patan mengatakan e-skuter lebih banyak digunakan oleh turis dan anak muda. Pada awal Juni, dua orang Amerika didenda sekitar US$800 karena melemparkan e-skuter sewaan ke Spanish Steps, menyebabkan kerusakan senilai US$26 ribu pada marmer yang rapuh.

Ia juga penyebut penggunaan e-skuter sejatinya hanya untuk satu orang dan hanya dipakai di trotoar. Selain itu, penyewa juga wajib berusia 18 tahun ke atas.

Meski demikian, banyak pengguna yang mengabaikan peraturan itu. Terlebih, banyak dari mereka yang tidak menggunakan helm.

Sayangnya, pemeriksaan polisi jarang dilakukan dan denda jarang terjadi bagi pengguna skuter yang melanggar aturan dasar itu.

Berharap Dihapus

Pengemudi taksi yang harus melewati pejalan kaki dan moped atau sepeda listrik selama bertahun-tahun mengatakan e-skuter adalah masalah yang jauh lebih besar.

Eduardo Conticello, salah satu sopir taksi di Roma, telah mengalami banyak kecelakaan dengan taksinya dan ingin e-skuter dihapuskan sepenuhnya. Ia mengatakan e-skuter sering berhenti di depannya atau jatuh.

"Ketika saya melihat mereka, saya mengemudi dengan sangat lambat. E-skuter sangat berbahaya," jelasnya.

(mrh/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER