Ganja Legal di Thailand, Angin Surga bagi Pasien Kanker Payudara

CNN Indonesia
Senin, 20 Jun 2022 08:47 WIB
Pasien kanker payudara jadi pihak yang amat menyambut baik undang-undang legalitas ganja di Thailand.
Ganja jadi salah satu terapi pereda rasa sakit bagi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. (REUTERS/ATHIT PERAWONGMETHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasien kanker payudara jadi pihak yang amat menyambut baik undang-undang legalitas ganja di Thailand.

Mereka amat senang karena legalitas ganja berarti ketersediaan produk pengurang rasa sakit yang mereka gunakan menjadi jauh lebih murah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diberitakan Reuters, pengakuan itu disampaikan salah satu penderita kanker payudara, Jiratti Kuttanam, yang sebelumnya harus membayar mahal sejumlah obat pengurang rasa sakit termasuk dari ganja.

Thailand sebelumnya jadi negara Asia pertama yang melegalkan penanaman dan konsumsi ganja pada 9 Juni. Pemerintah 'Negeri Gajah Putih' juga akan terus mendorong peningkatan pertanian ganja dengan membagi-bagikan tanaman tersebut yang berkualitas bagus.

[Gambas:Video CNN]

Peningkatan produksi ini juga diharapkan memperkaya varietas ganja sehingga kualitasnya menjadi yang terbaik di dunia, khusus untuk tujuan medis.

Jiratti mengatakan kebijakan pemerintah amat membantunya untuk menjadikan terapi pengobatan ekstrak ganja menjadi murah dan mudah terjamah baginya.

Obat-obatan dari ekstrak ganja memang sudah dilegalkan Thailand sejak 2018. Namun sebelum pemerintah membuat aturan baru, dia begitu kesulitan mendapatkan obat ekstrak ganja impor yang amat mahal. Sejumlah pasien bahkan sampai harus membeli dari penjual secara ilegal.

Tunas ganja impor sebelum legalisasi tanam ganja biasanya dibanderol 700 baht atau setara Rp290 ribu. Kini harganya pun benar-benar 'miring' usai pelegalan menanam dan konsumsi ganja.

"Saya rutin mengonsumsi ganja sehingga tak merasakan sakit [akibat kanker payudara]," tutur Jiratti.

Dia biasa menyeduh ganja kering untuk dijadikan teh sebagai terapi pengobatan meredakan sakit.

Jiratti didiagnosis menderita kanker payudara tingkat lanjutan lima tahun lalu. Dua tahun kemudian, ia menggunakan minyak ganja dan produk turunan lainnya untuk meredakan sakit, mual-mual, dan kecemasan berlebihan setelah menjalani kemoterapi.

Tanaman ganja pun jadi solusi terbaik para pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi untuk menghilangkan sakit akibat rasa sakit.

"Saya pikir kita butuh edukasi. Kita butuh studi soal penggunaannya secara tepat," tutur Jiratti.

Ia pun mengingatkan akan menjadi berisiko tinggi jika salah mengonsumsi ganja sebagai terapi pengobatan.

(bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER