Suyatno menerangkan dalam konteks penyadaran identitas Melayu apa yang disampaikan Mahathir masih bisa dipahami karena berbicara dalam forum konferensi Melayu.
Namun, menggugat bangsa modern dengan menarik argumen sejarah tentu menimbulkan kontroversi, khususnya hubungan Malaysia-Indonesia atau Malaysia-Singapura, kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menaikkan isu Melayu lama tentu oleh Mahathir diperlukan agar bisa merebut suara pemilih untuk partai politik dia yang baru, Partai Pejuang," kata Suyatno.
Ia menilai sejauh ini belum ada indikasi Mahathir mundur dari gelanggang politik Malaysia.
"Pemilu Malaysia tahun ini akan diadakan dengan begitu para politisi berusaha menarik suara pemilih dengan isu-isu yang seksi, termasuk pansos sekalipun," jelas dia.
Lihat Juga : |
Menurut Suyatno, Mahathir memang tak menargetkan kelompok ras tertentu. Namun, ia berusaha merebut pemilih Melayu yang terbelah untuk mendukung Partai Malaysia Bersatu (UMNO), Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Pribumi Bersatu (PPB), Partai Pejuang, Partai Islam se-Malaysia (PAS) atau Partai Amanah.
"Jadi perebutan suara Melayu yang ketat ini tentu menjadi menentukan posisi politik Mahathir kalau masih ingin terjun ke pemilu akan datang," jelasnya.
Jika tak dapat suara minimal, lanjutnya, karir Mahathir akan habis tahun ini. Suara minimal itu akan menghantar dia ke parlemen sebagai wakil rakyat.
(isa/bac)