Curhat WNI di Sri Lanka: Ada Warga Antre BBM sampai Meninggal

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2022 20:03 WIB
Oktofiani benar-benar menyaksikan bagaimana krisis Sri Lanka terus memburuk hingga kini negara itu dinyatakan bangkrut. (Foto: REUTERS/ADNAN ABIDI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu warga Indonesia yang tinggal di Sri Lanka, Oktofiani, bercerita susahnya hidup di negara yang kini sudah dicap bangkrut.

Oktofiani sudah tinggal di Sri Lanka selama dua tahun bersama suaminya yang bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia bercerita benar-benar menyaksikan dan merasakan bagaimana krisis Sri Lanka terus memburuk hingga kini dinyatakan kolaps.

Kepada CNNIndonesia.com, Oktofiani bercerita antrean panjang mengular di setiap pom bensin dan depot gas LPG bukan lagi pemandangan baru. Deretan orang-orang membawa galon dan tabung gas mengular hingga 1-2 kilometer di pom bensin setiap hari.

Oktofiani mengatakan suaminya bahkan pernah mengantre hingga 14 jam untuk mengisi bensin mobilnya. Itu pun, sang suami tetap tak mendapatkan jatah bensin meski telah lama mengatre.

"Hal yang paling menyedihkan adalah ada beberapa orang yang sampai meninggal dunia karena antre bensin berjam-jam atau berhari-hari," ujar perempuan yang berprofesi sebagai pelaku pasar kripto itu saat dihubungi, Kamis (23/6).

Oktofiani mengatakan mereka yang meninggal dunia diduga kepanasan hingga dehidrasi saat mengantre.

Selain BBM yang langka, gas LPG di Sri Lanka juga belakangan sulit didapatkan.

Oktofiani bercerita, asisten rumah tangganya pernah antre berhari-hari demi mendapatkan gas LPG. Jika tak dapat gas, warga akan memasak dengan minyak tanah, atau kayu bakar.

Tak hanya BBM dan gas, Oktofiani juga kondisi hidup di Sri Lanka makin dipersulit dengan pemadaman listrik serentak setiap harinya. Hal ini dilakukan pemerintah demi menghemat energi yang kian menipis.

Oktofiani menuturkan pemadaman listrik berlangsung setiap hari yang tak jarang terjadi lebih dari dua jam. Dan itu, katanya, bisa berlangsung hingga empat kali dalam sehari.

"Nah, kalau minyak tanah langka, orang masak pakai kompor listrik, tapi kalau listrik mati, orang masak pakai kayu," ujar dia.

Sri Lanka dilaporkan bangkrut karena krisis ekonomi yang melanda negara itu. Pemerintah disebut tak bisa membayar utang yang mereka miliki.

Imbas krisis itu, harga barang dan kebutuhan pokok melonjak, terutama barang-barang impor salah satunya BBM. Beberapa barang juga mulai langka diantaranya, BBM, beras dan gas.

Lonjakan dan kelangkaan barang membuat sejumlah pembelian bahan pangan pokok juga dibatasi di supermarket, katanya.

Oktofiani mengatakan warga hanya boleh membeli 2 kilogram gula, susu cair hanya boleh membeli 3 kotak per orang.

Di situasi yang semakin parah itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kolombo belum mengimbau WNI pulang ke tanah air.



(rds/isa/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK