ANALISIS

Misi Damai Jokowi di Ukraina dan Rusia, Mungkinkah Terwujud?

isa | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2022 06:30 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo membawa misi dama saat berkunjung ke Ukraina dan Rusia, mungkinkah terwujud?
Jokowi saat menghadiri KTT G7. (AP/Susan Walsh)

Sementara itu, pengamat hubungan internasional lain dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai Rusia membutuhkan Indonesia sebagai alasan untuk menghentikan perang.

"Ada indikasi bahwa Rusia hendak menghentikan [perang] ini. Ini karena Rusia bersedia menerima kunjungan Presiden Jokowi," jelas Hikmahanto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila Rusia tidak memiliki keinginan untuk menghentikan perang tentu mereka akan menolak kehadiran Jokowi, yang menganggap Indonesia telah berpihak pada AS dan sekutunya.

Menurutnya, Rusia menyadari Indonesia mendukung ko-sponsor Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digagas Amerika Serikat. Resolusi tersebut mengutuk serangan Moskow di Ukraina sebagai agresi.

Hikmahanto mengatakan kemungkinan Jokowi menghadirkan gencatan senjata dan mengakhiri konflik cukup besar. Ia lalu membeberkan alasan probabilitas itu.

Pertama, Rusia dan Ukraina telah lelah berperang. Kremlin menargetkan invasi di negara tetangganya berlangsung cepat. Namun, hingga sekarang belum berakhir.

Kedua, legitimasi dari pemimpin Rusia dan Ukraina di mata masyarakat semakin tergerus mengingat perang yang tak berpihak pada rakyat.

Ketiga, kini Rusia dan Ukraina mencari jalan mengakhiri perang dengan cara yang bermartabat.

"Mereka tak ingin kehilang muka. Bila Rusia menghentikan serangan sepihak, ini akan berakibat hilangnya muka Presiden Putin dan Rusia," ujar Hikmahanto.

Begitu pula dengan Zelensky. Jika dia menyerah akan kehilangan harga dirinya di mata masyarakat.

Keempat, hingga sekarang tak ada negara yang berinisiatif mengupayakan gencatan senjata. Sebelumnya, Turki dan Israel pernah mengupayakan gencatan senjata namun gagal.

"Karena saat itu kedua negara masih bersemangat berkonflik dengan menggunakan senjata," jelas dia.

(bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER