Tak hanya itu, Alfan juga menganggap penting untuk menerapkan regulasi konsumsi ganja, mengingat cara konsumsi ganja sendiri dapat mengubah kadar THC.
"Regulasi konsumsi tentunya juga penting, terutama yang mengonsumsi [ganja] dengan dibakar [rokok] yang berpotensi meningkatkan kadar THC [yang dibatasi kurang dari 0,2 persen]," ujar Alfan.
Berdasarkan aturan baru di Thailand, masyarakat diizinkan menanam dan menjual ganja, pun menggunakan bagian tanaman itu untuk mengobati penyakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kafe dan restoran juga diperbolehkan menyajikan makanan dan minuman yang mengandung ganja. Namun, kandungan THC produk itu tak boleh melebihi 0.2 persen.
Alfan sendiri merupakan peneliti pengembangan tabir surya berbasis ganja dan uji klinis khasiat ganja terhadap beberapa penyakit kulit. Ia tak pernah mengonsumsi ganja untuk pribadi.
"Untuk konsumsi pribadi belum pernah, hanya untuk riset di lab saja, mulai dari menanam sampai uji lab," katanya.
(pwn/has/bac/bac)