Kakek mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Nobusuke Kishi, sempat diserang saat ia menjabat sebagai PM pada 1961.
Sebagaimana diberitakan Reuters, Kishi pernah ditikam pisau oleh seseorang yang berafiliasi dengan kelompok sayap kanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan Nippon, Kishi ditusuk di bagian paha dan mengalami luka serius. Insiden tersebut terjadi di luar tempat tinggalnya saat menjabat sebagai perdana menteri. Tempat itu biasa disebut sebagai Kantei.
Sebagaimana diberitakan The Japan Times, Kishi ditusuk saat ia hendak pergi dari kediamannya untuk menjamu pesta kebun. Pesta itu diadakan untuk merayakan kemenangan Hayato Ikeda dalam pemilihan perdana menteri yang bakal menggantikannya.
Sementara itu, pelaku penusukan ialah Taisuke Amaraki. Amaraki merupakan pria pengangguran 65 tahun yang berafiliasi dengan kelompok sayap kanan di Jepang.
Amaraki menikam Kishi enam kali di paha, menyebabkan mantan pemimpin Jepang itu mengeluarkan banyak darah.
Akibat penusukan ini, Kishi dibawa ke rumah sakit dan harus menerima 30 jahitan.
Amaraki sendiri ditangkap di tempat kejadian dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada Mei 1962 dengan jaminan. Namun, tak diketahui bagaimana Amaraki bisa membayar jaminan dengan jumlah besar, mengingat dia adalah pengangguran.
Tak hanya itu, motivasi dari penyerangan Kishi masih belum diketahui sampai saat ini.
Amaraki sendiri tak pernah membeberkan secara jelas motifnya dalam menyerang Kishi. Ia juga menangkal ingin membunuh Kishi.
"Ya, saya menikamnya enam kali tetapi jika saya ingin dia mati, saya akan langsung membunuhnya saja," ucap Aramaki kepada seorang reporter Jepang.
Sementara itu, cucu Kishi, Shinzo Abe, meninggal dunia karena ditembak oleh warga Kota Nara bernama Tetsuya Yamagami pada Jumat (8/7). Abe ditembak tiga kali di leher dan dada saat berpidato kampanye di depan stasiun Nara.
Yamagami mengaku menembak Abe karena percaya sang eks PM Jepang itu terkait dengan organisasi agama yang dinilai membuat keluarganya kesulitan.
"Keluarga saya bergabung dalam [organisasi] keagamaan itu dan hidup kami menjadi semakin sulit setelah mendonasikan uang ke organisasi itu. Saya ingin menargetkan pejabat tinggi organisasi itu, tetapi sulit. Jadi, saya menyasar Abe karena saya percaya dia terlibat [dalam organisasi itu]. Saya ingin membunuhnya," tutur Yamagami kepada penyelidik pada Jumat (8/7), dikutip dari Asahi Shimbun.