Siapa Tetsuya Yamagami sampai Apa Motif Dia Bunuh Shinzo Abe

Pembunuhan eks Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe masih menjadi sorotan berita internasional pada Senin (11/7).

Kerusuhan di Sri Lanka yang dipicu demonstran duduki rumah presiden hingga perdana menteri juga turut meramaikan berita dunia kemarin

Berikut kilas berita internasional kemarin:

Lihat Juga : Gereja Unifikasi Jepang Jawab soal Dugaan Keanggotaan Shinzo Abe

WNI Bebas Hukuman Mati di Arab Saudi Dipulangkan Kemlu RI

Salah satu warga negara Indonesia (WNI) pekerja migran, Adewinda binti Isak Ayub, bebas dari vonis hukuman mati di Arab Saudi telah dipulangkan.

Berdasarkan keterangan di situs Kementerian Republik Indonesia, Adewinda sudah dipulangkan ke tanah air setelah pengadilan Saudi, Senin (11/7), setelah menjalani masa hukuman penjara.

[Gambas:Video CNN]

Pedemo Temukan Gepokan Uang Tunai di Rumah Presiden Sri Lanka

Pedemo berhasil menemukan uang tunai di rumah Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, dalam bentuk gepokan uang kertas mata uang Rupee Sri Lanka, Senin (11/7).

Uang tunai di rumah Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, berjumlah 17,8 juta Rupee atau setara US$50 ribu (Rp749 juta).

Lihat Juga : AS Sebut Iran Bakal Kirim Ratusan Drone Bantu Rusia Perangi Ukraina

Siapa Tetsuya Yamagami Pembunuh Shinzo Abe?

Nama Tetsuya Yamagamij adi sorotan setelah ia menembak mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe hingga meninggal dunia.

Yamagami diketahui membunuh Abe menggunakan senjata api rakitan. Senjata itu memiliki panjang 40 sentimeter dengan lebar 20cm.

Lihat Juga : Jokowi Bakal Temu Xi Jinping, Perpanjang Kerja Sama Jalur Sutra Modern

Apa Motif Sebenarnya Tetsuya Yamagami Bunuh Eks PM Jepang Shinzo Abe?

Tersangka pelaku pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami (41), membeberkan alasannya melancarkan aksinya pada Jumat (8/7) lalu.

Semula, Yamagami disangka memiliki dendam terhadap kiprah Abe di politik dan sebagai PM Jepang yang memiliki masa jabatan terlama itu.

Namun, Yamagami mengatakan kepada penyelidik kepolisian bahwa ia memiliki dendam terhadap Abe akibat dugaan keterkaitan eks PM 67 tahun itu dengan suatu organisasi keagamaan. Ia mengaku tak memiliki prasangka buruk apa-apa soal karir politik Abe.