5 Fakta Gereja Unifikasi yang Terseret Pembunuhan Shinzo Abe

CNN Indonesia
Rabu, 13 Jul 2022 09:09 WIB
Gereja Unifikasi disebut memiliki kerajaan bisnis, relasi dengan berbagai politikus dunia, hingga kerap menuntut donasi besar pada anggotanya.
Duka warga Jepang saat menghantar kepergian jasad Shinzo Abe yang hendak dikremasi. (Foto: via REUTERS/KYODO)

2. Anggota Gereja Unifikasi

Anggota Gereja Unifikasi kerap disebut pemersatu atau "Moonies" yang diambil dari nama sang pendiri.

Di awal kemunculan gereja, perekrutan pengikut terbilang cepat hingga pertumbuhan keanggotaan sekte itu membengkak dari semula hanya terdiri dari 100 misionaris di awal berdiri menjadi sekitar 10.000 dalam beberapa tahun saja.

Hingga saat kematian Moon pada 2012, gereja yang ajarannya diklaim berdasarkan pada Alkitab dengan interpretasi baru itu, mengklaim telah memiliki sekitar tiga juta pengikut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dikutip AFP, beberapa ahli mengatakan keanggotaan Gereja Unifikasi telah turun tajam dari puncaknya pada 1980-an menjadi beberapa ratus ribu saja.

Sementara itu, Gereja Unifikasi cabang Jepang didirikan pada 1959 ketika gereja mengirim misionaris ke Jepang dan Amerika Serikat pada akhir 1950-an, membina anggota yang berpikiran bisnis.

Dikutip The Straits Times, saat ini Gereja Unifikasi diperkirakan hanya memiliki 300 ribu pengikut di Jepang dan 200 ribu pengikut di Korea Selatan.

3. Ajarkan konsep 'Taaruf'

Gereja Unifikasi terkenal akibat sejumlah ajarannya yang nyentrik, salah satunya konsep menjodohkan para pengikutnya di momen pertama bertemu dan menikahkan mereka secara massal.

Menurut Moon, dunia dibuat dengan dua sifat Tuhan, yang direfleksikan dalam dua ekspresi kehidupan, yakni Sung Sang (sebab, maskulin) dan Hyung Sang (akibat, feminim). Ia menilai tujuan penciptaan manusia adalah untuk menjalanikesenangan dalam mencintai.

Moon lantas menilai Yesus masih belum menyelesaikan rencana Tuhan karena ia tidak menikah. Moon kemudian mengajak pengikutnya untuk berpartisipasi dalam tujuan Tuhan tersebut.

Para pengikut Moon percaya mereka bisa membantu membangun Kerajaan Tuhan di Bumi dengan menerima berkat pernikahan mereka di acara pernikahan massal yang dilangsungkan gerakan itu.

Gereja itu kerap melangsungkan acara kawin massal dengan menikahkan ribuan pasangan dalam satu waktu.

Pernikahan massal yang disebut Moonies sebagai "Upacara Pemberkatan" pertama kali digelar di Korsel pada 1992 dengan 200 ribu pengikut. Sejumlah figur publik seperti bintang pop Jepang, Junki Sakurada, dan pesenam Olimpiade, Hiroko Yamasaki, ikut pernikahan massal tersebut.

Mayoritas pengantin perempuan berasal dari Jepang.

Gereja Unifikasi juga sempat menjadi kontroversi lantaran menggelar pernikahan massal di musim dingin Februari 2020 di Korsel. Padahal, saat itu dunia tengah dirundung pandemi Covid-19.

Saat itu, pernikahan massal diikuti 6.000 pasangan. Banyak dari mereka berasal dari berbagai negara di dunia hanya untuk bertemu dengan calon pasangan sehidup semati untuk pertama kali langsung di hari pernikahan mereka.

Eks Presiden AS Donald Trump juga terlibat Gereja Unifikasi, baca di halaman berikutnya >>>

5 Fakta Gereja Unifikasi yang Terseret Pembunuhan Shinzo Abe

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER