Siapa Pendiri Gereja Unifikasi yang Dibenci Pembunuh Shinzo Abe?

CNN Indonesia
Kamis, 14 Jul 2022 09:43 WIB
Pendeta Sun Myung Moon mendirikan Gereja Unifikasi pada 1954 di Korea Selatan, kemudian menyebar ke Jepang.
Pendiri Gereja Unifikasi Sun Myung Moon. (AP/Ahn Young-joon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pendeta Sun Myung Moon mendirikan Gereja Unifikasi pada 1954 di Korea Selatan. Moon mendeklarasikan diri sebagai mesiah dan kerap menggunakan narasi anti-komunis untuk membangun relasi.

Nama Gereja Unifikasi berikut pendirinya mencuat usai pelaku penembak eks perdana menteri Jepang Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami, menilai Abe terlibat organisasi itu.

Ia dendam lantaran Gereja Unifikasi membuat ibunya mengalami kesulitan ekonomi, karena habis-habisan menyumbang ke gereja ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari klaim Yamagami siapa sebetulnya Sun Myung-moon? Moon lahir pada 1920 di Gwangju Sangsa Ri, provinsi Utara Pyongan demikian dikutip Britannica.

Ia besar di gereja protestan Presbyterian. Saat berusia 15 tahun, ia bermimpi bahwa Yesus menampak diri di hadapannya dan meminta dia melakukan misi khusus. Moon lalu merasa harus melakukan sesuatu.

"[saya] pergi ke Jepang dan ke Amerika agar dunia bisa mengetahui kehebatan orang Korea," demikian menurut otobiografi Moon, As a Peace Loving Global Citizen yang dirilis pada 2010 dikutip Foreign Policy.

[Gambas:Video CNN]

Usai lulus dari sekolah menengah, Moon melanjutkan pendidikannya di Jepang dan aktif dalam gerakan independen warga Korea. Dalam buku autobiografinya, Moon menunjukkan penderitaan yang ia alami.

"[Moon] bahkan tak ingat berapa kali ia ditangkap polisi, dipukul, disiksa dan dijebloskan dalam sel. Bahkan Bahkan di bawah siksaan terburuk, saya menolak memberi mereka informasi yang mereka cari," kata dia.

Saat kembali ke Korea, khotbah dan dakwah Moon menarik perhatian pihak berwenang karena dianggap mengganggu tatanan sosial.

Pihak berwenang kemudian menjatuhkan hukuman lima tahun di kamp kerja paksa pada 1948.

"Di penjara pihak berwenang memukul saya tanpa henti dan menuntut agar saya mengakui kejahatan saya," tulis moon.

Ia kemudian melanjutkan, "Bahkan ketika saya muntah darah dan tampak di ambang kematian saya tak pernah membiarkan diri kehilangan kesadaran."

Moon tak henti-hentinya berdoa agar tak mati sia-sia. Namun, dalam doanya, ia meminta agar Tuhan tak khawatir.

"Sun Myung-moon belum mati. Saya tak akan membiarkan diri ini mati dengan cara yang menyedihkan seperti ini," kata dia.

Saat Moon masih meringkuk di kamp kerja paksa, perang Korea pecah. Sehari sebelum jadwal eksekusi dia tiba, militer AS menyerang.

Moon lalu kembali ke Korea Selatan dan mendirikan Gereja Unifikasi pada 1954. Saat itu kondisi ekonomi negara ini belum stabil dan dalam situasi miskin.

"Korea sangat miskin, jadi mereka memutuskan melakukan bisnis, [untuk mengumpulkan pendapatan dan mendukung misi gereja]," kata juru bicara Gereja Unifikasi.

Menurut Moon, Yesus belum menuntaskan tugasnya karena ia tak menikah. Moon kemudian mengajak pengikut untuk berpartisipasi dalam tujuan Tuhan itu.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Moon Dipercaya Pengikutnya Bisa Bangun Kerajaan Tuhan di Bumi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER