Jakarta, CNN Indonesia --
Gereja Unifikasi menjadi perhatian setelah terseret pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Pelaku penembakan Abe, Tetsuya Yamagami, mengaku memiliki dendam terhadap komunitas keagamaan yang berasal dari Korea Selatan itu. Gereja Unifikasi, kata Yamagami, membuat keluarganya kesulitan setelah ibunya menyerahkan sebagian besar harta keluarga sebagai donasi ke organisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yamagami mengaku menargetkan Abe karena ia yakin kakek sang eks PM Jepang terlama itu, Nobusuke Kishi, telah membantu memperluas kelompok agama yang dibenci.
"Saya kira mantan Perdana Menteri Nobusuke Kishi berkontribusi pada perluasan [kelompok agama], dan saya berpikir untuk membunuh cucunya, mantan Perdana Menteri Abe," ujar Mayagami kepada penyelidik seperti dikutip CNN dari NHK.
"Dan saya pikir mantan perdana menteri Abe punya hubungan dekat dengan kelompok ini. Ibuku masuk ke kelompok dan memberi sumbangan besar, dan kehidupan keluargaku kacau," tutur dia.
Sementara itu, Gereja Unifikasi mengakui bahwa ibu Yamagami merupakan anggota organisasi itu. Namun, mereka tak memberikan detail mengenai donasi yang diberikan oleh ibu Yamagami.
Walaupun begitu, masih belum jelas apakah Gereja Unifikasi ini merupakan organisasi keagamaan yang dimaksud Yamagami.
Gereja Unifikasi sendiri memiliki berbagai kontroversi, mulai dari dituding palak jemaat hingga menyelenggarakan pernikahan massal dengan peserta mencapai ribuan.
Tak hanya itu, Gereja Unifikasi disebut-disebut merupakan ajaran Kristen sesat. Tapi apa alasan sebagian publik menganggap sekte ini sesat?
Baca di halaman berikutnya >>>
[Gambas:Video CNN]
Sebagaimana diberitakan The Korea Herald, pemimpin Gereja Unifikasi yang juga adalah pendiri kelompok itu, Moon Sun Myung, dianggap sebagai mesias dan perwujudan kedua Yesus oleh para pengikutnya.
Maka dari itu, penganut agama Kristen Protestan dan Katolik menganggap gerakan religius tersebut sesat.
"Gereja Unifikasi dianggap sesat karena [organisasi] itu memperlakukan Moon Sun Myung dan [istrinya] Hak Ja Han Moon sebagai mesias," kata profesor Tak Ji Il dari Universitas Presbyterian Busan.
"Dalam kitab suci mereka yang disebut Prinsip Ilahi, Yesus Kristus dideskripsikan sebagai orang yang gagal," ujar Tak lagi.
Sementara itu, Komisi Iman dan Tata Tertib Dewan Nasional Gereja-Gereja Kristus di Amerika Serikat mendeklarasikan Gereja Unifikasi adalah "bukan gereja Kristen" pada 1977. Komisi tersebut juga menilai ajaran Gereja Unifikasi "tidak sesuai" dengan ajaran Kristen.
The New York Times melaporkan komisi tersebut menilai kepercayaan "Prinsip Ilahi" milik Gereja Unifikasi terkait Trinitas Kristen adalah salah.
Agama Kristen sendiri memegang kepercayaan Yesus sebagai Kristus, pun percaya kepada Trinitas Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Namun, ajaran Gereja Unifikasi tidak percaya bahwa Yesus tidak mungkin menjadi Tuhan itu sendiri, pun menilai Yesus sebagai "Tuhan kedua [gambaran Tuhan]."
Selain itu, ajaran Gereja Unifikasi yang dianggap kontra dengan elemen penting kepercayaan Kristen ialah pernyataan Moon jauh lebih otoritatif daripada Alkitab.
Ajaran lain yang tak sesuai ialah Yesus dianggap gagal menyelesaikan misinya di Bumi karena dia mati disalib. Akibat kegagalan ini, misi Yesus harus digantikan oleh mesias kedua yang lahir di Korea.
Sementara itu, Moon percaya dirinya merupakan mesias yang ditunjuk untuk menyelesaikan misi Yesus, dikutip dari Britannica.
Tak hanya itu, Gereja Unifikasi percaya bahwa beberapa individu dan negara dapat diklasifikasikan sebagai "surga" dan "setan." Padahal, ajaran Kristen percaya bahwa pengampunan dapat diberikan ke semua orang, dikutip dari The Washington Post.
[Gambas:Photo CNN]