Covid Jepang Tembus 97 Ribu Kasus, Pemerintah Wanti-wanti Warga

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jul 2022 15:20 WIB
Infeksi Covid-19 di Jepang menembus angka 97 ribu kasus pada Kamis (14/7). Pemerintah pun mewanti-wanti warga jelang liburan musim panas. (AP/Zhao Zishuo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Infeksi Covid-19 di Jepang menembus angka 97 ribu kasus pada Kamis (14/7). Pemerintah pun mewanti-wanti warga agar berhati-hari menjelang liburan musim panas.

Pemerintah memperingatkan bahwa setelah pejabat kesehatan Jepang melaporkan 97.788 kasus Covid-19 pada Kamis. Angka ini bertambah 3.295 dari hari sebelumnya.

Sementara itu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit sebanyak 15 orang, dan kematian harian bertambah 33 jiwa.

Dari jumlah kasus harian tersebut, Ibu Kota Jepang, Tokyo, menyumbang paling banyak dibanding prefektur lain, yaitu 16.662 kasus. Mayoritas kasus merupakan sub varian Omicron BA.5.

Osaka kemudian menyusul di urutan kedua dengan 9.957 kasus, Kanagawa 6.155 kasus, dan Saitama tercatat 5.751 kasus, berdasarkan data yang dikutip Japan Today.

Menanggapi kasus yang melonjak, Tokyo menaikkan level dari siaga ke tingkat tertinggi.

"Besok, kami akan menggelar rapat untuk memutuskan langkah yang diambil musim panas ini," ujar Gubernur Tokyo, Yuriko Keiko, di rapat sebelumnya pada Kamis (15/7), seperti dikutip Reuters.

Keiko juga akan meminta pendapat pengamat dan terus memperhatikan tren kasus dan langkah-langkah pencegahan dalam negerinya.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, juga buka suara. Ia mengatakan perlu kewaspadaan tingkat tinggi menanggapi lonjakan kasus ini.

"Virus corona menyebar ke seluruh negeri dan menginfeksi semua kelompok usia," kata Kishida dalam konferensi pers pada awal pekan ini.

Kishida juga mendesak agar masyarakat melakukan vaksin booster, terutama kelompok usia 20 tahun hingga 30 tahun.

"Dengan musim panas yang akan datang, interaksi antara semua generasi akan meningkat," ucap dia.

Lebih jauh ia menerangkan, langkah-langkah tambahan juga sudah diambil, mulai dari menyediakan vaksin booster keempat hingga memperbanyak lokasi tes Covid-19 gratis di stasiun dan bandara.

"Di titik ini, jumlah yang mengalami sakit serius dan kematian masih rendah. Namun, jumlah tempat tidur di rumah sakit yang digunakan, meski sedikit, [tapi] bertambah," tutur Kishida.

Meski demikian, ia mengaku Jepang belum perlu menerapkan aturan pembatasan. Kishida juga tak berencana memperketat perbatasan dalam waktu dekat.

Namun, pengamat memperingatkan bahwa kenaikan kasus bisa meningkat tajam selama beberapa pekan ke depan.

(isa/has)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK