Zafran Arif, warga Indonesia (WNI) yang sedang menempuh pendidikan di Washington State University Amerika Serikat bercerita biaya hidupnya naik sekitar US$450 atau setara Rp6,7 juta.
Kenaikan yang sangat signifikan ini imbas dari tingkat inflasi Amerika Serikat yang mencapai 9,1 persen pada Juni 2022, rekor tertinggi dalam 41 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, ribuan warga AS rela antre bantuan makanan dari pemerintah karena harga yang kian meroket mahal hingga tak sanggup membeli sendiri.
Zafran, yang kini tinggal di Kota Pullman, negara bagian Washington, mengatakan biaya rumah tangga di AS harus bertambah sekitar US$400 (Rp5,9 juta) sampai US$500 (Rp7,4 juta) saat inflasi, dibandingkan biasanya. Kenaikan biaya hidup ini juga dialami Zafran.
"Iya betul, naiknya bisa sampai angka itu [US$400 atau setara Rp5,9 juta]. Terutama saya [pengeluaran] yang paling tinggi itu di bensin. Karena saya suka pergi ke luar kota," tutur Zafran saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Sabtu (16/7).
"Hanya yang paling parah itu di bensin sih. Dan itu bisa naik tidak sampai US$500 [Rp7,4 juta], mungkin sekitar US$450 [Rp6,7 juta] dibanding biasanya. Kalau di bahan makanan karena saya jarang makan ke restoran, lebih sering makan sendiri, itu saya masih bisa mengatur keuangan," katanya menambahkan.
Zafran juga bercerita rata-rata pengeluaran mahasiswa di AS sekitar US$1600 (Rp23 juta) hingga US$2000 (Rp29 juta) per bulan saat inflasi belum separah saat ini.
Namun, biaya hidup yang sudah mahal itu mesti bertambah lagi sekitar US$400 (Rp5,9 juta) sampai US$500 (Rp7,4 juta) akibat inflasi.
Zafran memilih sejumlah jurus menghemat guna mengurangi biaya hidup di tengah inflasi, salah satunya mengurangi menggunakan kendaraan pribadi.
"Jadi lebih sering jalan kaki atau naik bus kalau jauh. Terus saya juga masak sendiri, tidak membeli di restoran atau doordash [semacam jasa pesan antar makanan via online]. Saya juga mengurangi beli daging dan lebih banyak beli sayur karena jauh lebih murah," kata Zafran.
"Sejauh ini yang paling terasa hanya harga bahan makanan dan bensin, untuk yang lainnya tidak terlalu jadi masalah untuk saya," lanjutnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>