Selandia Baru Rekor Kematian Covid, RS Mulai Kewalahan

CNN Indonesia
Jumat, 22 Jul 2022 15:50 WIB
Ilustrasi. Selandia Baru mencatat rekor kematian akibat Covid-19, Jumat (22/7). (AFP/Mohd Rasfan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selandia Baru mencatat rekor kematian akibat Covid-19 pada Jumat (22/7), ketika negara itu memang sedang dihantam gelombang baru corona yang membuat rumah sakit kewalahan.

Berdasarkan data di situs Kementerian Kesehatan Selandia Baru, 26 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir. Semua kasus ini menimpa warga di atas 60 tahun.

Dalam 24 jam terakhir, Selandia Baru juga mencatat 9.087 kasus Covid-19 baru.

Tak hanya itu, selama tujuh hari terakhir sampai 16 Juli, Selandia Baru mencatat total 151 kematian akibat Covid-19.

Angka ini lebih tinggi ketimbang pekan terburuk dari gelombang sebelumnya, di mana kasus kematian mencapai 115 pada Maret.

Data Universitas Johns Hopkins menunjukkan kasus harian Covid-19 di Selandia Baru sempat mencapai 39.135 pada 16 Maret lalu.

Reuters melaporkan, gelombang baru virus corona di Selandia Baru kali ini menyebabkan pusat-pusat medis dan unit gawat darurat rumah sakit mengalami tekanan.

Namun, data Kementerian Kesehatan menunjukkan angka kasus rawat inap masih lebih rendah ketimbang kasus rawat inap kala gelombang Covid-19 pada Maret lalu.

Varian Omicron BA.5 disebut-sebut menjadi dalang di balik gelombang infeksi virus corona di Selandia Baru saat ini.

Dalam tujuh hari terakhir, negara itu mencatat 64.780 kasus aktif Covid-19. Namun, pihak berwenang menduga masih banyak infeksi virus corona yang belum dilaporkan.

Di awal masa pandemi, Selandia Baru merupakan salah satu negara yang disiplin menerapkan aturan nol-Covid.

Namun, negara itu telah mencabut beberapa kewajiban penanganan Covid-19, seperti menggunakan masker dan membatasi kerumunan, kala mayoritas masyarakatnya telah divaksinasi.

Melihat kematian akibat Covid-19 yang melonjak, Ketua Pelaksana dan Sekretaris Pendidikan di Kementerian Pendidikan Selandia Baru, Iona Holsted, mengimbau agar sekolah menerapkan kembali wajib masker.

"Kami mengerti bahwa menerapkan kebijakan memakai masker sulit, tetapi kami ingin meminta Anda untuk memperketat kebijakan penggunaan masker secepatnya," katanya, seperti dikutip Reuters.

(pwn/has)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK