4 Negara di Asia Berpotensi Rusuh Buntut Krisis Ekonomi

CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2022 15:00 WIB
Sejumlah negara di Asia berpotensi mengalami kerusuhan imbas krisis ekonomi yang mendera negara-negara itu.
Bangladesh terancam krisis. (AFP)

3. Bangladesh

Beberapa minggu terakhir Bangladesh mengalami pemadaman listrik secara berkala. Mulanya warga hanya berpikir itu soal teknis atau masalah jaringan. Namun seiring intensitas pemadaman, tanda-tanda krisis energi pun muncul.

Pemadaman listrik di Bangladesh terjadi hingga 16 jam dalam sehari.

Kondisi yang demikian membuat warga turun ke jalan. Media sosial juga ramai-ramai melancarkan kritik ke pemerintah. Padahal Maret lalu, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menyatakan pihaknya mampu memberi daya 10 persen bagi warga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, tiga bulan setelahnya pemadaman kerap terjadi dan memicu gelombang protes.

Pemerintah mengklaim pemadaman itu terjadi akibat kekurangan gas alam usai invasi militer Rusia ke Ukraina.

4. Pakistan

Pakistan mengalami krisis ekonomi usai harga minyak mentah melonjak. Kenaikan ini berimbas terhadap harga bahan bakar dan harga-harga lain.

Inflasi juga melompat lebih dari 21 persen. Selain itu, Mata uang rupee Pakistan merosot 30 persen terhadap dolar AS pada 2021 lalu dan cadangan devisanya turun menjadi hanya US$13,5 miliar atau setara dua bulan impor.

Menurut laporan Dewan Urusan Dunia India (ICWA) krisis ekonomi di Pakistan dipicu kebijakan serampangan yang telah mengeluarkan anggaran besar-besaran untuk proyek non pembangunan dan tak layak secara ekonomi.

Pakistan kini tengah meminta bantuan IMF untuk mencairkan dana bantuan US$60 miliar.

Menanggapi krisis, pada Juni Lalu, Menteri Perencanaan Pakistan, Ahsan Iqbal, mendesak rakyat agar mengurangi konsumsi teh imbas.

Tak hanya Teh, Pakistan juga menghadapi kekurangan kertas dalam skala besar. Asosiasi kertas di negara itu mengatakan krisis kertas Pakistan menyebabkan buku tak akan tersedia bagi siswa di tahun ajaran baru mulai Agustus 2022.

Krisis kertas telah dikaitkan dengan krisis ekonomi, kenaikan inflasi, pajak yang berat atas kertas impor, dan monopoli industri kertas lokal, demikian dikutip News 18.

Jika Pakistan tak kunjung mentas dari krisis ekonomi maka potensi kerusuhan tak bisa dihindari.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER