Ratusan pendukung ulama ternama Irak, Muqtada al-Sadr, menyerbu gedung parlemen Irak pada Sabtu (30/7).
Para demonstran memprotes upaya pembentukan pemerintah yang dipimpin oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Pasukan keamanan Irak menggunakan gas air mata dan bom suara guna mencoba mengusir para demonstran dan menyebabkan beberapa luka. Kejadian ini disaksikan oleh wartawan The Associated Press.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesi parlemen yang diharapkan pun gagal terjadi. Diketahui, tidak ada anggota dewan yang berada di sana.
Berdasarkan sebuah pernyataan, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengarahkan pasukan keamanan untuk melindungi para demonstran dan meminta mereka untuk menjaga agar aksi tetap damai.
Para demonstran menggunakan tali untuk merobohkan barikade semen yang mengarah ke gerbang Zona Hijau Irak, di mana gedung-gedung resmi dan kedutaan asing berada.
Mereka mengindahkan seruan Sadr untuk memprotes pembentukan pemerintahan berikutnya yang dipimpin oleh pihak koalisi (Coalition Framework), aliansi partai-partai Syiah yang didukung oleh Iran.
"Kami datang hari ini untuk menghapus kelas politik yang korup dan mencegah mereka mengadakan sidang parlemen, dan untuk mencegah pihak koalisi membentuk pemerintahan," kata demonstran, Raad Thabet, dikutip dari The Associated Press, Sabtu (30/7).
"Kami menanggapi panggilan al-Sadr. Kami akan pergi ke Zona Hijau. Apapun risikonya," imbuh dia.
Unjuk rasa ini kali kedua dilakukan demonstran dalam sepekan. Diberitakan sebelumnya, ratusan pendukung Moqtada Sadr menyerbu gedung parlemen setelah menerobos pengamanan ketat tingkat tinggi pada Rabu (27/7) lalu.
Para pendukung Sadr itu menentang pemerintah saat ini yang dinilai dipimpin oleh para pejabat yang korup.
"Saya menentang para pejabat korup yang saat ini berkuasa," ujar seorang pendukung Sadr yang ikut menyerbu gedung parlemen, Mohamed Ali.
Seorang sumber keamanan mengatakan para pengunjuk rasa "menyerbu parlemen" setelah sempat dihadang oleh polisi yang menembakkan rentetan gas air mata.
Dikutip AFP, kantor berita INA melaporkan "para pengunjuk rasa telah memasuki gedung parlemen".
(pop/sfr)