Sebelum serangan 11/9, Al-Qaeda termasuk Zawahiri sempat mengebom Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania. Imbas serangan ini, setidaknya 200 orang meninggal.
AS kemudian membalas dengan meluncurkan rudal jelajah. Namun, tak mengenai Zawahiri atau bin Laden.
Kemudian, pada Oktober 2002 mereka menyerang kapal AS USS Cole di Yaman. Ketika itu, pelaku bom bunuh diri meledakkan kapal AS itu hingga menewaskan 17 pelaut Amerika dan melukai 39 yang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puncak dari rencana teror Zawahiri terjadi pada 11 September 2001 dalam serangan ke menara kembar World Trade Center dan Pentagon di AS.
Pesawat keempat yang dibajak, menuju Washington, jatuh di lapangan Pennsylvania setelah sempat penumpang melawan.
Sejak itu, Zawahiri muncul di publik dalam berbagai video. Ia mendesak umat Islam untuk berjihad dan melawan AS serta sekutu. Beberapa rekaman dia disertai serangan teroris.
Pada Mei 2003, misalnya, bom bunuh diri di Riyadh, Arab Saudi, menewaskan 23 orang, termasuk sembilan warga AS. Insiden ini muncul beberapa hari setelah rekaman yang diduga berisi suara Zawahiri dirilis.
Kementerian Luar Negeri AS sampai menawarkan hadiah hingga US$25 juta atau sekitar Rp375 miliar bagi siapa saja yang mengetahui informasi soal keberadaan Zawahari.
Pada Juni 2021 lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan yang menunjukkan Zawahiri berada di suatu tempat di perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Mereka juga menuliskan bahwa dia mungkin terlalu lemah untuk muncul sebagai propaganda.