
China dan Taiwan awalnya memang merupakan satu negara, namun terpecah setelah Perang Dunia Kedua.
Perpecahan antara keduanya terjadi ketika ada pertempuran di daratan China antara pasukan pemerintah nasionalis dan Partai Komunis China.
Komunis menang pada tahun 1949, dan pemimpin mereka, Mao Zedong, mengambil kendali di Beijing.
Sementara itu, partai nasionalis Kuomintang melarikan diri ke Pulau Taiwan.
Kuomintang telah menjadi salah satu partai politik paling terkemuka di Taiwan sejak itu.
Berbagai upaya untuk menyatukan Taiwan sempat dilakukan kedua belah pihak.
Namun, upaya itu semakin kusut kala mantan Presiden Taiwan Chen Shui-bian terpilih pada 2000.
Chen merupakan tokoh dari Partai Demokratis Prografis (DPP) yang mendukung pengakuan kemerdekaan formal atas kedaulatan Taiwan.
Tak hanya itu, Presiden Taiwan Tsai Ing Wen yang menjabat pada 2016, menyatakan Taiwan sudah merdeka secara de facto.
Tsai juga menolak permintaan China untuk mengakui Taiwan sebagai bagian dari Negeri Tirai Bambu.