Latihan militer China di sekitar wilayah Taiwan terancam mengganggu lalu lintas perdagangan dan perjalanan komersial Asia Timur. Aktivitas tersebut memaksa kapal-kapal mengalihkan rute dari wilayah perairan Taiwan yang menjadi salah satu jalur air tersibuk di dunia.
Konsultan pelayaran VesselsValue mengatakan saat ini terdapat 256 kapal kontainer dan kapal lain di perairan teritorial Taiwan. Tak hanya itu, 60 kapal lainnya juga diperkirakan bakal tiba di wilayah tersebut ketika latihan militer digelar.
"Ada potensi gangguan substansial terhadap perdagangan di kawasan itu," kata Peter Williams, analis arus perdagangan VesselsValue, seperti diberitakan CNN pada Kamis (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, pengamat juga melihat penutupan rute perdagangan di sekitar Taiwan menimbulkan kekhawatiran di masa mendatang. Nick Marro, analis utama perdagangan global di Economist Intelligence Unit menilai tindakan saat ini berpotensi kembali dilakukan oleh China.
Penutupan rute tersebut juga dianggap tidak hanya mengancam aktivitas perdagangan, tetapi juga risiko keamanan dan pertahanan negara.
"Kekhawatiran ini tidak hanya berlaku untuk pola perdagangan, perjalanan, dan ekonomi di masa depan, tetapi juga berpotensi kepada skenario pertahanan dan keamanan," tutur Marro.
Seperti diketahui, China menggelar latihan militer yang melibatkan angkatan laut, angkatan udara, hingga kekuatan militer lainnya di laut dan wilayah udara sekitar Taiwan.
Latihan tersebut digelar sebagai respons atas kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan.
Kementerian Pertahanan China pada Selasa (2/8) merilis peta enam zona di sekitar pulau yang bakal dijadikan area latihan militer hingga Minggu (7/8) mendatang. Akibatnya, kapal pesawat yang berencana melintas wilayah tersebut diperingatkan untuk menjauhi area selama latihan berlangsung.
Taiwan menuding latihan militer itu sama seperti blokade laut dan udara dan telah melanggar perairan teritorial Taiwan dan zona sekitarnya.
Sementara itu, Selat Taiwan yang memisahkan pulau Taiwan dan Benua Asia merupakan rute perdagangan utama untuk kapal yang membawa barang antara negara-negara di timur laut Asia, seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara lainnya.
(frl/isn)