Mengentaskan kemiskinan menjadi salah satu prioritas kepemimpinan Xi Jinping. Pada Februari 2021, Xi mengklaim negaranya telah mendapat keajaiban karena berhasil mengentaskan kemiskinan ekstrem.
Pemerintahnya mengatakan bahwa selama periode delapan tahun terakhir, hampir 100 juta warga China telah keluar dari level kemiskinan.
Berbicara pada sebuah upacara di Beijing, Xi mengatakan itu adalah "kemenangan penuh" yang akan "tercatat dalam sejarah".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi beberapa ahli mempertanyakan cara pengukuran ini. Di Cina, kemiskinan ekstrem didefinisikan sebagai orang-orang yang memiliki penghasilan kurang dari $620 (£440) setahun.
Dalam pidatonya pada hari Kamis, Xi mengatakan "tugas berat untuk memberantas kemiskinan ekstrem telah terpenuhi".
"Menurut kriteria saat ini, semua 98,99 juta penduduk pedesaan miskin telah keluar dari garis kemiskinan, dan 832 kabupaten yang dilanda kemiskinan serta 128.000 desa telah dihapus dari daftar kemiskinan," katanya seperti dikutip Xinhua.
Lihat Juga : |
Xi terkenal memiliki aturan yang ketat bagi pejabat yang korup. Sejak menjabat, ia melancarkan kampanye anti korupsi guna membersihkan koruptor dari tingkat tinggi sampai pejabat tingkat rendah.
Pada 2017, ia disebut telah menghukum lebih dari satu juta pejabat China yang korup di semua tingkatan.
"Kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan, dan menghukum mereka yang pantas mendapatkan. Jika kita tidak berani menyalahkan ratusan ribu pejabat korup, kita akan melukai hati 1,3 miliar orang," ujar Xi seperti dikutip AFP.
Koruptor akan menghadapi hukuman eksekusi jika melakukan korupsi, salah satu tindakan yang melanggar prinsip partai.
China disebut mengeksekusi lebih banyak orang per tahun daripada negara lain, meskipun Beijing mengaku jumlahnya terus menurun selama beberapa tahun terakhir.
Beijing tak membeberkan data hukuman mati. Namun, Amnesty Internasional meyakini, negara itu mengeksekusi ribuan orang per tahun karena kejahatan termasuk pelanggaran tanpa kekerasan seperti narkoba dan korupsi.
Pada 2021, Xi berhasil mengamendemen konstitutsi dengan menghapus batas seorang pemimpin untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Tindakan itu memungkinkan ia menjadi presiden China seumur hidup.
Xi Jinping juga diyakini tengah berkonsolidasi agar dapat mempertahankan jabatannya sebagai presiden untuk periode ketiganya dalam Kongres Partai Komunis pada paruh kedua tahun ini.
Selain itu, pada 2018 lalu, Forbes juga menganggap Xi Jinping sebagai "orang paling kuat dan berpengaruh di dunia".